Fachrul Hidayat: Engineering
News Update
Loading...
Showing posts with label Engineering. Show all posts
Showing posts with label Engineering. Show all posts

Monday 9 September 2019

Mengapa Mahasiswa Teknik Harus Menonton Film 3 Idiots?

Pernahkah kalian menonton film 3 Idiots?
Sampai hari ini, saya masih meletakkan film ini sebagai film Bollywood terbaik yang pernah saya nonton.

Via: filmibeat.com
 
3 Idiots adalah film yang kabarnya diadaptasi dari sebuah novel berjudul Five Point Someone karya penulis India, Chetan Bhagat. Film ini adalah film Bollywood yang tak biasa. Ada banyak film produksi India yang saya ‘remehkan’ sebab ceritanya itu-itu saja. Kalau tidak bergenre percintaan yang menari ditengah hujan atau berguling-guling di taman bunga, paling cerita kriminal yang petugas polisinya selalu datang terlambat naik mobil land rover tua. Haha. Pecinta Bollywood tahan emosi ya, ini pendapat pribadi. 

Sampai pada tahun 2009, Bollywood merilis film 3 Idiots, dan saya segera paham bahwa selain sanggup menghasilkan insinyur-insinyur hebat yang banyak tersebar di perusahaan-perusahaan besar dunia, India ternyata juga bisa menghasilkan film yang keren dan berbeda.

Sekedar informasi, di India ada universitas teknik bernama Indian Institute of Technology (IIT) yang konon sebanyak 25% lulusannya bekerja di Amerika. Sisanya tersebar di belahan dunia lain. Bos Google sendiri, Sundar Pichai, yang hari ini dilabeli sebagai ‘The Most Paid CEO in The World’ alias CEO dengan bayaran terbesar diseluruh penjuru dunia, adalah seorang lulusan IIT.

Kembali ke 3 Idiots, jadi pertama kali setelah saya menonton film ini, yang saya lakukan adalah mengulang kembali menonton dari awal. Sungguh film yang keren, unik, dan sarat nilai-nilai kritik.

Baca juga:  

Film ini menceritakan kisah 3 orang sahabat bernama Ranco, Raju, dan Farhan. Ranco diperankan oleh aktor kawakan India, Aamir Khan, Raju diperankan oleh Sharman Joshi, dan Farhan diperankan oleh Ranganathan Madhavan. Ranco, Raju, dan Farhan menjadi sahabat karena tinggal sekamar dalam asrama ketika mereka menjadi mahasiswa di Imperial College of Engineering (ICE). ICE sendiri dalam film ini diceritakan sebagai universitas teknik terbesar di India yang sangat populer dan lulusannya biasanya langsung bekerja di perusahaan top. Saya belum memeriksa apakah kampus ini benar ada di India atau hanya fiksi untuk kebutuhan film.


Nah, 3 Idiots ini mengangkat kisah sehari-hari ketiga sahabat yang berbeda karakter dan latar belakang tersebut selama menjadi mahasiswa teknik di ICE, baik dalam aktifitas perkuliahan sampai kehidupan keluarga mereka. Yang membuat film 3 Idiots ini istimewa bagi saya adalah bahwa film ini sanggup mengisahkan situasi dan pergulatan batin yang dihadapi para mahasiswa teknik secara gamblang dan tampak benar adanya. Dari kesulitan-kesulitan perkuliahan, kehidupan keluarga yang rumit, sampai kekonyolan khas mahasiswa yang menggelitik perut. Saya seorang mahasiswa teknik dan saya pun mengalami beberapa titik kesulitan yang dialami oleh para tokoh dalam film ini.

Via: hdnicewallpapers.com

Farhan lahir dalam keluarga berada. Sejak lahir, keluarganya sudah menginginkan ia menjadi seorang insinyur. Hal ini tak lepas dari sudut pandangan ayahnya, bahwa dengan menjadi insinyur akan menjanjikan gaji yang besar dan kehidupan yang layak. Sayangnya Farhan tumbuh besar dengan minat yang lain, ia menyukai dunia photografi. Namun demi memenuhi keinginan keluarganya, ia tetap mengambil sekolah teknik di ICE, tapi dengan setengah hati. Ia tak bahagia.

Raju berasal dari keluarga ekonomi pas-pasan, bapaknya adalah seorang tukang pos yang sakit-sakitan. Tuntutan ekonomi membuat Raju tak punya pilihan lain selain berusaha menjadi insinyur dan bekerja di perusahaan yang bagus. Ia adalah tumpuan harapan keluarganya. Sehari-hari Raju merasa tertekan. Ia khawatir tidak lulus ujian, atau tidak bisa lulus tepat waktu, sehingga akan gagal memenuhi ekspektasi keluarganya.


Ranco yang paling cerdas diantara mereka dikisahkan dari keluarga kaya raya. Ia dengan pikirannya yang out of the box, begitu tergila-gila pada dunia teknik. Kemana-mana Ranco membawa obeng, untuk membongkar dan mempelajari cara kerja peralatan mesin yang ditemuinya. Beberapa kulkas di kantin kampus pun jadi rusak parah. Saat semua mahasiswa antri setiap hari untuk mandi di kamar mandi asrama, Ranco dengan santainya mandi di taman dengan menggunakan penyiram bunga. Ia memiliki pola pikir yang begitu berbeda dengan mahasiswa kebanyakan. Akibat pikirannya yang kritis dan suka mendebat dosen, Ranco lebih sering dikeluarkan dari ruang kuliah. Dan jika sudah diusir dari satu kuliah, ia akan pindah ke ruang kuliah lain meskipun itu bukan jadwal kuliahnya. Bagi Ranco, nilai kuliah itu tidak penting. Yang perting baginya adalah belajar, dimanapun tempatnya.

Baca juga: 

Problematika hidup ketiga sahabat ini membawa mereka melewati kisah persahabatan yang hebat dan berurai air mata. Saya tak malu untuk mengakui bahwa saya selalu ikut menangis setiap menonton film ini. Itu karena saya juga punya teman-teman dekat yang konyolnya kadang bikin tepuk jidat, tapi selalu bisa saya andalkan di saat-saat sulit.


Via: filmibeat.com
 
Meskipun disuguhkan dalam bentuk drama komedi, 3 Idiots berhasil menancapkan kritik yang tajam terhadap sistem pendidikan di seluruh dunia. Bahwa pendidikan kadang hanya memacu mahasiswa untuk sekedar dapat nilai bagus dalam ujian, lulus kuliah, lalu mendapatkan pekerjaan, tanpa memperhatikan potensi lain yang sesuai dengan minat masing-masing mahasiswa. Film ini membuat kita paham bahwa sistem pendidikan yang hanya mementingkan kompetisi  akan membuat mahasiswa jadi kaku dan tidak sanggup berpikir kreatif. Metode seperti ini akan menguntungkan mereka yang pintar dalam objek pelajaran tertentu, tapi melumat habis mahasiswa lain yang bukannya tidak mampu, melainkan sebenarnya potensinya ada di tempat yang lain. Jika kita menilai kecerdasan hewan dari kelihaiannya memanjat pohon, maka selamanya ikan akan menjadi yang paling bodoh.

Baca juga:  

Sampai hari ini, meskipun sudah bukan mahasiswa lagi, saya masih sering menonton ulang film 3 Idiots. Sudah beberapa tahun sejak film ini populer, rasanya belum ada lagi film lain yang sepadan. Saya merekomendasikan film ini untuk ditonton oleh para mahasiswa, terutama mahasiswa teknik. Ini bisa membantu kita menentukan arah. Apa sebenarnya tujuan kita kuliah di jurusan kita sekarang? Apakah jurusan ini memang sudah sesuai passion dan minat kita? Ataukah kita hanya ikut-ikutan orang lain biar terlihat keren? Jangan-jangan jauh didalam sekat-sekat hati, kita mendambakan cita-cita yang lain !

Sunday 8 September 2019

Engineering Adalah

engineering adalah

Setiap saya bepergian dengan pesawat, pada saat check in saya selalu meminta sebisa mungkin duduk di seat yang dekat jendela. Selain untuk menikmati pemandangan, saya juga senang mengambil foto sayap pesawat. Pernah ada teman yang menyebut saya fotografer sayap pesawat. Hehe. Itu karena saking banyaknya foto-foto sayap pesawat didalam galeri handphone saya.

engineering adalah

Pernahkah kalian membayangkan bagaimana pesawat bisa terbang?
Pesawat terbuat dari bahan logam sebagai struktur rangka utama yang tentunya cukup berat. Pesawat Boeing 737 MAX-8 yang beberapa bulan yang lalu viral didunia maya, beratnya sekitar 82 ton.


82 ton itu seberat apa?
82 ton setara dengan 82.000 kilogram. Jika timbangan badan rata-rata manusia adalah 50 kilogram, maka 82 ton sama dengan berat 1640 orang. Berat kan? Bagaimana bisa benda seberat itu mampu terbang menari-nari di udara dan tidak jatuh?


engineering adalah

Pesawat adalah contoh yang paling mudah untuk menunjukkan representasi dunia engineering. Memang betul bahwa ilmu dasar dalam penemuan pesawat adalah persamaan hukum Bernoulli yang ditemukan oleh Daniel Bernoulli yang adalah seorang ahli matematika dan fisika. Namun jika bukan karena Orville Wright dan saudaranya Wilbur Wright yang menerapkan ilmu tersebut pada rancangan pesawat mereka, maka hukum Bernoulli akan selamanya hanya ada di buku dan dihafalkan dari masa ke masa.


Baca juga: 
Dahulu waktu saya kuliah, salah satu dosen idola saya di Unhas yang membawakan kuliah Mekanika Fluida, bapak Nasaruddin Salam, sering menyampaikan kalimat begini: "Pekerjaan engineering itu sederhana, kita mengubah mimpi menjadi kenyataan!"

Agak hiperbola namun memang demikianlah adanya. Dulu orang memimpikan bepergian antar negara dengan cepat dan mudah, engineering menciptakan pesawat. Dulu orang memimpikan bisa tetap terang walau saat malam hari, engineering menciptakan listrik. Dahulu orang memimpikan bisa berbicara dengan kerabat di tempat yang jauh, engineering menciptakan jaringan handphone.


engineering adalah

Engineering adalah menerapkan ilmu sains dan matematika untuk menyelesaikan permasalahan peradaban. Pelaku engineering disebut engineer, dan di Indonesia lebih populer dengan istilah insinyur. Para engineer memikirkan bagaimana berbagai ilmu sains dan matematika dapat diterapkan untuk memudahkan kehidupan manusia. Para ilmuwan sains sering mendapatkan pujian atas penemuan ilmu yang mereka hasilkan, tetapi para engineer lah yang berperan dalam membuat penemuan itu bermanfaat bagi dunia. Bagi saya sendiri, ilmu sains tanpa engineering hanyalah dongeng. 


Baca juga:  
Engineering adalah bagian tak terpisahkan dari sejarah peradaban manusia. Piramida Giza, Stonehenge, Parthenon, dan Menara Eiffel yang masih berdiri hari ini adalah beberapa monumen warisan para engineer pada jamannya. Saat ini pekerjaan engineering tersebar di berbagai bidang kehidupan seiring dengan makin kompleksnya permasalahan dan tantangan jaman. Para engineer tidak hanya dibutuhkan untuk membuat pesawat atau merancang bangunan yang monumental, namun juga dalam industri energi, pertambangan, otomotif, perminyakan, listrik, pelayaran, komputer, sampai perangkat lunak.

engineering adalah

Engineering tak lepas dari kehidupan kita sehari-hari. Apa saja yang yang bisa memudahkan atau menyelesaikan masalah dalam keseharian kita, adalah ilmu engineering. Dari bangun pagi, kita menyalakan lampu. Berangkat ke kantor naik motor, motor diisi bahan bakar bensin hasil tambang minyak bumi, di kantor mengetik di komputer sambil menyalakan AC. Oh iya, tadi ke kantor lewat jalan raya dan jembatan layang. Akhir pekan pulang kampung naik kereta api. Semua fasilitas diatas adalah karya engineering.
Lalu  bagaimana bangunan kantor kita yang tinggi bisa kokoh dan tak rubuh diterpa angin? Bagaimana bisa ada lift untuk kita naik turun lantai tanpa perlu repot-repot naik tangga? 
Di belakang hal-hal keren tersebut ada seorang engineer yang merancangnya.

Bagaimana, sudah terbayang sesuram apa dunia ini tanpa kiprah para engineer?

Kabar sedihnya, tingkat ketersediaan engineer yang kompeten di dunia makin tak berimbang dengan kebutuhan industri. Di Indonesia sendiri, menurut riset lembaga Persatuan Insinyur Indonesia (PII), kita masih kekurangan sekitar 280 ribu engineer dalam kurun waktu 5 tahun kedepan. Saya sendiri tak mengerti bagaimana ini bisa terjadi.

Baca juga: 
Engineering adalah kebutuhan hidup kita. Untuk itu saya berharap bahwa menjadi seorang engineer atau insinyur akan selalu menjadi salah satu pilihan cita-cita bagi generasi muda kita. Jangan semuanya mau jadi yutuber !

Welding Engineer atau Welding Inspector, Pilih Mana?

Dulu waktu saya baru lulus kuliah, banyak senior di kampus yang menyarankan untuk mengikuti pelatihan sertifikasi menjadi Welding Inspector. Pelatihan tersebut gunanya untuk mempelajari ilmu tentang pengelasan dan mendapatkan sertifikat Welding Inspector yang konon kabarnya banyak di butuhkan di industri - industri teknik sehingga akan memudahkan untuk mencari kerja. 

Saya fresh graduate yang cupu tentu langsung tanggap dan segera mencari tahu tentang pelatihan Welding Inspector tersebut. Ternyata pelatihan yang tersedia bagi lulusan - lulusan teknik yang ingin berkecimpung di dunia pengelasan bukan hanya Welding Inspector tapi ada juga Welding Engineer. Saya menguliti segala info tentang kedua istilah ini.

Apakah Welding Inspector dan Welding Engineer berbeda?
Lebih bagus mana Welding Inspector atau Welding Engineer?


Dari semua info yang saya kumpulkan dulu dan dipadukan dengan pengalaman kerja saya saat ini, akhirnya menghasilkan ulasan berikut ini.

Baca juga: Engineering Adalah

Dalam dunia industri dan konstruksi teknik, ada banyak pekerjaan yang memanfaatkan Logam. Hal ini tak lepas dari karakteristik material Logam yang kuat. Salah satu cara penyabungan Logam yang paling populer adalah dengan pengelasan, atau lebih keren disebut dengan istilah Welding. Pengelasan Logam ini teryata membutuhkan pengetahuan komprehensif, mulai dari perencanaan sampai pada pelaksanaannya, agar mendapakan hasil pengelasan yang kuat dan ekonomis. Nah, disinilah posisi Welding Engineer dan Welding Inspector dibutuhkan.


Welding Engineer dan Welding Inspector dalam profesinya adalah dua hal yang berbeda, tampak serupa tapi tak sama.

Welding Engineer atau sering disingkat dengan sebutan WE adalah profesi yang bertugas mendesain segala aspek yang mengarah pada suatu pekerjaan pengelasan. Karena jangkauannya yang luas, seorang WE harus memahami semua ilmu yang berkaitan tentang pengelasan. Mulai dari jenis material Logam yang digunakan, proses pengelasan yang akan diterapkan, jenis sambungan las, jenis kawat las, perlakuan-perlakuan dalam pengelasan,  dan lainnya. Data-data ini selanjutnya akan tertuang dalam dokumen yang bernama Welding Procedure Specification (WPS), dan diterbitkan sebelum pekerjaan pengelasan dimulai.

Baca juga: Parameter Menentukan Ketebalan Pipa Menurut ASME B31.1 - Power Piping

Seorang WE bertanggung jawab terhadap kekuatan sambungan las. Untuk itu biasanya WE akan melakukan serangkaian pengujian untuk memastikan WPS yang dikeluarkan benar-benar aman untuk dikerjakan dan telah sesuai dengan Standard dan Code Internasional yang diterapkan.

Lalu apa tugas Welding Inspector?



Sesuai namanya, Welding Inspector atau WI bertugas untuk menginspeksi dan memastikan pekerjaan pengelasan yang dilakukan berjalan sesuai dengan WPS yang diterbitkan oleh Welding Engineer. WI bertugas di lapangan, berhubungan langsung dengan Welder sebagai orang yang melakukan pengelasan. Seorang WI harus mengawasi pengelasan mulai dari persiapan, pengerjaan, sampai setelah pengelasan selesai. Misalkan dalam sambungan las ada indikasi cacat, baik tampak secara visual maupun melalui pengujian, maka WI lah yang menentukan tindak lanjutnya, apakah cacat tersebut masih dalam batas toleransi atau sudah harus dilakukan perbaikan atau repair. Setelah pengelasan, WI mendokumentasikan proses dan hasil pengelasan dalam Welding Report yang diperiksa kembali oleh Welding Engineer.

WE dan WI sudah tampak seperti Ipin dan Upin kan? Tak terpisahkan.



Selanjutnya bagaimana profesi-profesi ini bisa kita didapatkan?

Pertama kita harus mendapatkan sertifikat pengakuan bahwa kita telah mengikuti pelatihan WE atau WI dan dinyatakan lulus dari pelatihan tersebut. Ada beberapa lembaga di Indonesia yang menyelenggarakan pelatihan-pelatihan teknik termasuk WE dan WI. Salah satu dari lembaga tersebut yang paling populer dan telah banyak menghasilkan lulusan yaitu di B4T di Bandung. Untuk lebih jelasnya mengenai persyaratan dan biaya pelatihan yang berubah dari tahun ke tahun, silahkan langsung telusuri di website B4T disini.

Baca juga: Mengenal Profesi Fitter, Ujung Tombak Konstruksi Mekanikal

Lalu mana yang lebih baik, jadi WE atau WI?

Jawabannya adalah tergantung passion kita masing-masing. Jika lebih senang bekerja dibelakang meja, merencanakan desain, menghitung, dan biasanya hanya sesekali turun ke lapangan, WE bisa jadi pilihan yang baik. Namun jika kita adalah tipe pekerja yang lebih senang berada di lapangan, maka WI adalah pilihan yang pas. Dari persyaratan, biaya, dan durasi pelatihan juga berbeda. Salah satu pertimbangan yang menarik adalah bahwa biasanya dalam satu perusahaan hanya menggunakan 1 atau 2 orang WE saja, namun membutuhkan puluhan WI di proyek lapangan. Hal ini tentu berdampak pada peluang dan persaingan mendapatkan pekerjaan ini.

Satu hal yang pasti teman-teman, baik memilih menjadi Welding Engineer ataupun menjadi Welding Inspector, keduanya menjanjikan penghasilan yang besar.

Jadi teman-teman pilih yang mana?

Saturday 7 September 2019

Hydraulic Ram Pump, Solusi Masalah Air di Pegunungan

Hydraulic Ram Pump, yang di Indonesia dikenal dengan nama pompa Hydram, adalah salah satu jenis pompa air. Seperti fungsi pompa air pada umumnya, pompa Hydram ini juga digunakan untuk memindahkan air dari suatu tempat yang rendah ke tempat yang lebih tinggi.
Bagi saya yang membuat pompa ini unik adalah: pertama, pompa ini bekerja tanpa memerlukan listrik, bahan bakar, ataupun tenaga luar lain sebagai sumber penggeraknya. Jadi secara kontinyu pompa dapat bekerja tanpa khawatir boros bahan bakar. Kedua, konstruksi pompa ini sangat sederhana dan mudah dibuat oleh siapa saja.
Di luar negeri, pompa Hydram banyak dibuat untuk alat bantu kebutuhan air rumah tangga terutama di pedesaan. Saya berpikir jika ini dimanfaatkan dengan baik di Indonesia, tentu akan sangat membantu sektor-sektor yang bermasalah dengan sumber air, misalnya pertanian dan perkebunan di daerah pegunungan yang belum tersedia fasilitas listrik. Kalaupun sudah ada listrik, biaya untuk membeli pompa listrik sekarang sangat mahal, dan tentu memberatkan para petani. Nah, pompa Hydram ini bisa menjadi solusi.

Prinsip dasar dari pompa Hydram ini sangat sederhana. Pompa memanfaatkan momentum tenaga air yang bergerak dalam debit yang besar untuk mengalirkan air ke tempat yang lebih tinggi dengan debit yang lebih kecil.

Untuk menggunakan pompa Hydram, kita harus memiliki sumber air lebih tinggi dari lokasi pompa akan dipasang. Air akan mengalir ke pompa dengan debit yang besar, dan suatu mekanisme pada pompa memungkinkan air untuk terdorong ke lokasi yang lebih tinggi tapi dengan debit air yang lebih kecil.

Konstruksi pompa Hydram banyak dijumpai di internet, gambar dibawah ini adalah salah satunya. Gambar ini saya ambil dari sini:


Mari kita pahami gambar diatas. Secara kontinyu, dari sumbernya, air mengalir kedalam pompa melalui delivery pipe, setelah melalui filter untuk mencegah sampah masuk ke pompa. Didalam pompa, air keluar melalui katup A sebagai katup buang.
 
Pada kecepatan tertentu, katup buang akan tertutup tiba-tiba. Penutupan katup buang secara tiba-tiba ini menyebabkan peningkatan tekanan secara instan di didalam ruang pompa. Dalam istilah engineering, peristiwa ini disebut water hammer. Tekanan yang tinggi ini akan mendorong dan membuka katup B sebagai katup pengantar yang berupa check valve, lalu air masuk kedalam air chamber atau ruang udara.
 
Karena terdesak oleh air, udara didalam air chamber memberikan tekanan balik yang besar terhadap air. Tekanan inilah yang memaksa air untuk keluar melalui drive pipe dan mengalir ke tempat yang lebih tinggi. Siklus ini berulang terus menerus.

Kekurangan pompa Hydram adalah ada banyak air yang terbuang. Biasanya hanya sekitar 10% saja dari jumlah air yang mengalir ke pompa yang bisa dipindahkan ke tempat yang lebih tinggi. Sisanya terbuang saat buka tutup katup untuk menciptakan water hammer.

Pompa Hydram bisa dibuat dalam berbagai ukuran. Mulai dari yang paling sederhana dengan menggunakan pipa PVC, sampai ukuran raksasa dengan pipa steel. Disesuaikan dengan kebutuhan pemakaiannya. Adapun cara membuatnya bisa ditemukan dengan mudah di artikel-artikel online.

Baca juga:  

Lalu seberapa tinggi pompa Hydram ini bisa digunakan?

Debit air dan ketinggian pemompaan tergantung pada bentuk dan besarnya pompa Hydram yang kita buat. Dalam beberapa referensi yang saya baca, pompa Hydram dapat mengangkat air setinggi 6 kali dari ketinggian sumber airnya. Jadi misalkan sumber air kita setinggi 3 meter dari pompa, maka air dapat dipindahkan setinggi 18 meter dari pompa. Untuk lebih akuratnya tentu membutuhkan perhitungan yang serius.

Menurut saya, system pompa Hydram ini harus dimanfaatkan dengan baik bukan hanya di daerah-daerah yang masih sulit dijangkau listrik, namun juga di kota-kota yang memiliki potensi air bagus. Listrik adalah buah karya perkembangan teknologi yang membanggakan, namun ketergantungan terhadap listik harus dikurangi.

Thursday 5 September 2019

Sumber Cooling Water PLTA dari Penstock, Efektif kah?

Hydropower Plant adalah salah satu metode untuk menghasilkan energi listrik dengan memanfaatkan potensi tenaga air. Di Indonesia, metode ini lebih dikenal dengan nama Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA). PLTA mengandalkan ketinggian jatuh air (head) dan jumlah aliran air (debit) untuk menggerakkan sudu-sudu Turbin dan memutar Generator sehingga menghasilkan listrik.

Selain Turbin dan Generator sebagai komponen utama, PLTA terdiri dari beberapa sistem mekanis luar yang mendukung kinerja Turbin dan Generator. Sistem tersebut dalam PLTA dikenal dengan istilah Mechanical Balance of Plant (MBOP) Sistem. MBOP ini menyuplai kebutuhan Turbin dan Generator seperti Lubricating Oil, Cooling Water, Fire Hydrant, Oil Mist Collector, dll.


Cooling Water System atau air pendingin adalah salah satu bagian yang krusial pada PLTA. Sistem ini yang menyediakan air pendingin pada bagian-bagian Turbin dan Generator sesuai tekanan dan debit tertentu melalui jaringan pipa. Untuk mencapai kinerja Cooling Water yang efektif, salah satu hal yang perlu dipertimbangkan dalam perecanaannya adalah sumber Cooling Water itu sendiri.

Suplai Cooling Water harus tersedia pada saat Turbin PLTA beroperasi. Air tersebut bisa didapatkan dari beberapa sumber yaitu:
a.   Dialirkan dari Head Tank
b.   Dipompa dari Tailrace
c.    Diambil dari Turbin Cover
d.   Disambung dari Penstock
Tulisan ini akan mengulas salah satu sumber Cooling Water yang banyak digunakan PLTA, yaitu dari Penstock.

Sumber Cooling Water dari Penstock
Mengambil Cooling Water dari Penstock adalah metode yang paling banyak digunakan, dan ini adalah sumber Cooling Water terbaik untuk PLTA head menengah. Kita cukup menyambungkan pipa ke Penstock yang terdekat dan mengalirkan ke sistem Turbin yang membutuhkan Cooling Water


Keunggulan cara ini adalah jalur sistem perpipaan yang pendek, dan ketersediaan tekanan yang stabil. Namun untuk PLTA head menengah keatas, menggunakan cara ini harus melalui perhitungan yang baik. Umumnya tekanan Penstock lebih besar dari tekanan kebutuhan Cooling Water. Untuk itu dibutuhkan Pressure Reducing Valve (PRV). Menggunakan PRV pada head tinggi dapat menyebabkan kavitasi pada air dan memicu terjadinya korosi pada komponen tersebut, terlebih jika kandungan airnya kotor. Kavitasi juga menimbulkan bunyi dan getaran disekitar PRV yang dapat merusak komponen lain dalam sistem perpipaan. Untuk mengurangi kavitasi, beberapa cara dapat dilakukan:

a.   Memilih PRV yang sesuai dengan kondisi aliran dan dilengkapi dengan sistem anti kavitasi;
b.   Menggunakan PRV secara bertingkat pada satu jalur, agar penurunan tekanan terjadi secara perlahan-lahan;

Perlu dipertimbangkan pula kemampuan PRV untuk menahan tekanan Water Hammer Penstock yang jauh lebih besar dari tekanan normal. Dari aspek aliran dalam pipa tidak ada potensi masalah yang berarti. Hanya perlu diperhatikan bahwa kecepatan aliran didalam Pentock harus dipastikan tidak menciptakan tekanan air yang lebih rendah dari tekanan dimana outlet pipa Cooling Water ini tersambung. Tekanan yang demikian malah dapat menyebabkan aliran balik ke dalam Penstock. Pada beberapa perhitungan dan simulasi software yang saya lakukan, dengan perbandingan diameter Penstock & pipa Cooling Water yakni 4100 mm : 273 mm, maka didapatkan bahwa kecepatan aliran dalam penstock tak boleh lebih dari 15 m/s. Pada kecepatan 15 m/s tekanan air didalam Penstock akan lebih rendah dari tekanan outlet Cooling Water dan akan menyebabkan arah aliraan berubah. Kondisi seperti ini tentu sangat sulit terjadi mengingat bahwa Turbin telah menetapkan dibit air yang tertentu sehingga kecepatan aliran akan terkontrol dari bukaan Turbine Guide Vane.

Pertimbangan lain dari penggunaan cara ini yaitu bahwa air yang keluar dari penstock adalah air yang mengurangi daya Turbin, meskipun angkanya sangat kecil. Misalkan, sebuah PLTA pada head 100 m dengan daya yang dibangkitkan 100 MW, membutuhkan Cooling Water sekitar 150 l/s. Air sejumlah tersebut mengurangi daya sekitar 130 kW dari daya yang seharusnya dibangkitkan.


Beberapa PLTA yang mengambil suplai Cooling Water dari Penstock sbb:
a.   Vidraru HPP di Romania, head 290 m, flow rate 22,5 m3/s, 4x55 MW.
Cooling Water di Vidraru HPP dialirkan dari water tank yang diletakkan di lantai selevel machine hall (Groud Floor). Water tank tersebut diisi dari Tailrace melalui sistem pompa yang sekaligus menjadi suplai utama Cooling Water. Sebagai back up, water tank bisa diisi dari penstock dengan menggunakan 4 pipa paralel yang masing-masing melalui PRV. Kapasitas PRV adalah 0,1 m3/s, maksimum inlet pressure 40 bar dan outlet pressure 5,5 bar.

 Source: researchgate.net

b.    Middle Marsyangdi HPP di Nepal, 2x35 MW
Suplai Cooling Water Utama diambil langsung dari Penstock, dialirkan ke Turbin setelah melalui Heat Exchanger. Sebagai back up, suplai bisa diambil dari Turbine Draft Tube melalui 2 unit pompa.

Source: globaljournals.org

c.    PLTA Sutami, Brantas, Indonesia
Menggunakan water tank sebagai penampungan, suplai air untuk water tank diperoleh dari penstock. Tekanan inlet 9 bar dan tekanan outlet 6 bar setelah melalui PRV.

Sumber Cooling Water dari Penstock adalah cara yang paling banyak dipakai pada PLTA di seluruh dunia, terutama untuk head menengah, baik sebagai suplai utama maupun sebagai back up. Menggunakan cara ini pada head tinggi pun tidak masalah asal diperhatikan tentang pemilihan PRV yang sesuai dari aspek ukuran, kapasitas, tingkat kavitasi, serta tentunya nilai ekonomis. Sebaiknya dibuat jalur by pass yang juga dilengkapi dengan PRV agar sistem tetap dapat bekerja jika ada maintenance PRV pada jalur utama. Pemilihan sumber Cooling Water yang baik sangat menentukan performa Turbin dan Generator pada PLTA.

Featured

[Featured][recentbylabel2]

Featured

[Featured][recentbylabel2]
Notification
Apa isi Blog ini? Catatan perjalanan, opini, dan esai ringan seputar Engineering.
Done