Fachrul Hidayat: Engineering
News Update
Loading...
Showing posts with label Engineering. Show all posts
Showing posts with label Engineering. Show all posts

Sunday 29 September 2019

Mengenal Submersible Pump: Sejarah, Cara Kerja, dan Jenisnya


Submersible pump atau pompa submersible, sesuai namanya, adalah pompa yang bisa ‘submersed’ atau di benamkan kedalam air. Ada banyak pompa yang kita jumpai sehari-hari, yang mana pompa tersebut diletakkan diluar dan hanya pipa isapnya saja yang masuk ke air. Contoh, pompa air di rumah-rumah, yang mana pipa isapnya saja yang masuk ke dalam sumur tapi pompanya terpasang diatas. Nah, pompa submersible berbeda, justru pompa beserta motor penggeraknya dibenamkan sekaligus kedalam air. Unik bukan?

Mari kita pahami pompa ini, siapa tahu saja suatu saat berguna dalam pekerjaan kita ataupun dalam lingkungan sehari-hati.


Baca juga: Mengenal Turbin PLTA

Sejarah Submersible Pump


Sudah sejak awal abad ke sepuluh ilmuwan mempelajari kemungkinan ada pompa yang bisa dicelupkan ke sumber air, namun dunia percaya bahwa orang yang pertama kali membuat pompa submersible adalah Armais Arutunoff, seorang engineer dan penemu dari Rusia. Arutunoff membuat pompa submersible pertamanya yang masih sangat sederhana pada tahun 1916 di Jerman. Namun setelah pindah ke California, Amerika, tahun 1923, Artunoff tidak mendapatkan dukungan keuangan untuk mengembangkan desain pompanya.

Artunoff lalu pindah ke Bartlesville, Oklahoma, pada tahun 1928. Disana, sebuah perusahaan bernama Philips Petroleum Company memberinya dukungan untuk memperbaiki desainnya agar bisa digunakan di sumur minyak. Beberapa kali gagal, sampai Artunoff berhasil mendemokan pompanya di salah satu sumur minyak di Kansas. Dia kemudian memproduksi pompa tersebut dengan mendirikan perusahaan kecil bernama Reda Pump, yang singkatan dari Russian Electrical Dynamo of Arutunoff.
 

Orang ini benar-benar tak melupakan asalnya. Meskipun ia meraih sukses di Amerika, namun Artunoff memasang nama Rusia dalam nama usahanya.
 


Pemasangan pertama pompa submersible bersama beberapa karyawan Philips Petroleum, Armais Arutunoff berdiri ketiga dari kanan. Source: esppump.com


Sejak saat itu, teknologi pompa submersible terus berkembang, tak hanya di industri minyak namun juga di sektor industri yang lain.

Arutunoff meninggal dunia pada tahun 1978 di Bartlesville dengan memegang lebih dari 60 hak paten di Amerika. Dan Reda Pump, perusahaan pompanya, sampai pada akhir abad ke sepuluh adalah produsen pompa submersible terbesar di dunia.


Baca juga: Kisah Habibie Factor, Penemuan BJ Habibie yang Mengubah Dunia

Cara Kerja Submersible Pump


Pompa submersible dalam aplikasinya, dibenamkan kedalam air baik secara keseluruhan maupun pada batas-batas tertentu yang diizinkan oleh pembuat pompa. Pompa ini digerakkan oleh motor yang menyatu dengan bodi pompa dan tertutup rapat. Kabel listrik untuk menggerakkan motor terhubung ke pompa dengan koneksi khusus yang memastikan air tidak dapat masuk ke dalam motor pompa meskipun dalam kondisi terendam.

Secara teknis cara kerja pompa submersible sama dengan pompa air pada umumnya, yaitu mengubah energi motor listrik menjadi energi tekanan dengan putaran impeller pompa. Putaran ini menciptakan kondisi yang mendorong air keluar dari pompa melalui sisi buang (discharge).

Rekomendasi: How Does A Water Pump Works

Pompa submersible adalah jenis pompa yang sangat efisien karena tidak harus menghabiskan banyak energi pada sisi isap (suction) pompa, sebab sudah terendam air. Otomatis kan impeller pompa akan selalu dalam kondisi terendam. Jadi begitu motor jalan, pompa bisa langsung bekerja mendorong air keluar.

Pernahkah anda mengalami masalah pompa air dirumah, yang kalau macet, mesti dipancing dulu diisi air pakai timba biar bisa berfungsi lagi?

Itu adalah kondisi saat impeller pompa kering, tidak ada air untuk memulai menciptakan tekanan awal. Pada beberapa jenis pompa, peristiwa ini tidak boleh terjadi. Jika terjadi, motor akan bekerja namun tak akan ada air yang keluar.

Pompa submersible terbebas dari masalah ini. Disamping itu, karena pompa direndam didalam air, maka motor tidak akan cepat panas dan juga tidak akan ribut mengganggu telinga. Keren kan?


Bagian-bagian Submersible Pump


Pompa submersible terdiri dari 3 komponen utama, yaitu motor, impeller, dan volute. Ada banyak referensi yang menjelaskan bagian-bagian pompa ini dengan berbagai versi dan beberapa aksesoris tambahan. Yang sederhana dan mudah dipahami adalah gambar berikut ini:


Source: pumpproducts.com

1. Motor

Motor sebagai penggerak pompa submersible, berfungsi untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik untuk memutar impeller. Energi listrik masuk ke motor melalui kabel yang juga ikut terendam bersama pompa.

2. Impeller

Impeller berfungsi menciptakan energi kinetik pada air melalui putaran yang diteruskan dari putaran motor. Air akan secara kontinyu masuk melalui sisi isap (suction inlet) akibat kondisi yang tercipta dari putaran impeller.

3. Volute

Volute berfungsi sebagai tempat terciptanya energi air akibat putaran impeller, sekaligus mengarahkan aliran air keluar dari pompa melalui sisi buang (discharge outlet). Bentuk volute biasanya seperti keong, semakin keluar semakin membesar luas penampangnya, dengan tujuan untuk mengurangi kecepatan aliran air sehingga menciptakan tekanan yang tinggi didalam pompa. Tekanan tinggi inilah yang mendorong air keluar, menyembur kencang.


Jenis-jenis Sumbersible Pump


Pompa submersible ada banyak jenisnya tersedia di pasaran. Berdasarkan media penggunaannya, pompa ini diklasifikasikan menjadi 4 jenis, sebagai berikut:

1. Submersible Clean Water Pump, digunakan untuk air bersih yang jernih.
2. Submersible Sewage Pump, digunakan untuk cairan limbah yang biasanya kotor.
3. Submersible Corrosive Water Pump, digunakan untuk cairan yang menyebabkan material mudah berkarat, misalnya air laut.
4. Submersible Sand Slurry Pump, digunakan untuk air yang mengandung pasir atau lumpur.


Memilih jenis pompa submersible sesuai dengan media penggunaan adalah penting mengingat pompa akan terendam didalam media tersebut yang tentunya mempengaruhi kekuatan material pompa.

Pompa submersible adalah pompa yang penting baik dalam industri maupun kehidupan masyarakat. Dari aspek efisiensi, pompa ini lebih unggul dari pompa model lain. Disamping itu, pompa submersible juga lebih simpel dalam pemakaian. Toh tinggal dicelup saja ke air.

Kekurangan pompa ini yang pertama harganya mahal. Untuk ukuran kapasitas yang sama dengan pompa model lain, pompa ini lebih mahal. Kedua, jika ada kerusakan bagian dalam pompa, bisa menyebabkan air masuk ke motor dan tentunya bisa menjadi masalah besar. Motor yang terkena air sangat sulit untuk perbaikannya. Think Ahead !

Wednesday 25 September 2019

Mengenal Turbin PLTA: Prinsip Kerja, Jenis, dan Pemilihannya

Pusat Listrik Tenaga Air atau PLTA terdiri dari beberapa bangunan dan komponen yang terhubung satu sama lain. Mulai dari penampungan air, bendungan atau DAM, pipa pesat atau penstock, turbin dan generator, transformer, sampai gardu induk. Sebuah PLTA tak dapat berfungsi tanpa kehandalan masing-masing fasilitas tersebut.

Salah satu bagian paling krusial pada PLTA adalah turbin. Ibaratnya manusia, turbin inilah jantung dari sebuah PLTA.

 Source: andritz.com

Prinsip Kerja Turbin PLTA


Secara teknis, turbin pada PLTA bekerja dengan mengubah energi potensial yang terdapat pada air menjadi energi mekanik dengan memanfaatkan perubahan momentum dari gerakan air yang mengenai sudu-sudu pada turbin tersebut

Source: dfpower.biz

Mari kita pahami dari gambar salah satu jenis turbin PLTA diatas. Air yang mengalir dari penstock masuk ke turbin melalui spiral case dengan aliran mengelilingi runner dan menyentuh sudu-sudu turbin yang terdapat pada runner lalu keluar melalui draft tube. Momentum gerakan air yang mengenai sudu-sudu pada runner menciptakan putaran pada axis turbine. Putaran yang dihasilkan turbin ini kemudian diteruskan melalui suatu mekanisme sehingga dapat memutar rotor pada generator. Induksi dari putaran rotor terhadap stator dalam generator inilah yang menghasilkan arus listrik.

Turbin adalah perpaduan sistem kerja mesin yang kompleks dan benar-benar membutuhkan perhatian serius dalam industri PLTA. Mulai dari penentuan jenis turbin yang digunakan, pemilihan manufakturer atau pabrik pembuat turbin, pemasangan di lokasi PLTA, pengujian, sampai pada perawatan, semuanya membutuhkan pengetahuan yang komprehensif.

Baca juga: What is Engineering? 

Jenis-jenis Turbin PLTA


Turbin PLTA ada banyak jenis, dan terus mengalami pengembangan dari hasil penelitian dan riset yang dilakukan para ilmuwan. Ada turbin francis, turbin pelton, turbin kaplan, turbin crossflow, turbin turgo, dan lain-lain. Jenis-jenis turbin tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

A. Klasifikasi Turbin PLTA Berdasarkan Energi Air yang Memutar Turbin


1. Turbin Impuls
Turbin Impuls adalah turbin yang menggunakan energi kinetik air untuk memutar turbin. Pada turbin jenis ini, energi potensial air diubah menjadi energi kinetik dengan menggunakan nozzle.Air berkecepatan tinggi yang keluar dari nozzle menghantam sudu-sudu turbin pada runner yang kemudian menyebabkan putaran pada axis turbin tersebut.

Source: eternoohydro.com

2. Turbine Reaksi
Turbin Reaksi adalah turbin yang memanfaatkan tekanan dari energi potensial air untuk memutar turbin. Energi air pada turbin ini dijaga tekanannya sampai menyentuh sudu-sudu turbin. Akibat perubahan tekanan air saat melalui sudu-sudu tersebut, turbin memberikan reaksi yang mengakibatkan terjadinya putaran turbin tersebut pada axisnya.



Source: simscale.com 

B. Klasifikasi Turbin PLTA Berdasarkan Ketinggian Energi Air (Head)


Source:energy.gov

1. Turbin Head Tinggi
Turbin digolongkan sebagai turbin head tinggi jika ketinggian energi air yang memutarnya berada pada 150 meter atau lebih dari sumbu turbin.

2. Turbin Head Menengah
Turbin digolongkan sebagai turbin head menengah jika ketinggian air yang memutarnya berada pada 30-130 meter dari sumbu turbin.

3. Turbin Head Rendah
Turbin digolongkan sebagai turbin Head rendah jika ketinggian air yang memutarnya kurang dari 30 meter.


C. Klasifikasi Turbin PLTA Berdasarkan Arah Aliran Air


1. Turbin Aliran Tangensial
Turbin aliran tangensial adalah turbin yang arah aliran airnya melalui tangen atau garis singgung luar pada runner.

Source: mechanicalbooster.com

2. Turbin Aliran Aksial
Turbin aliran aksial adalah turbin yang arah aliran air masuk maupun keluarnya sejajar terhadap axis turbin.

 Source: mechanicalbooster.com

3. Turbin Aliran Radial
Turbin aliran radial adalah turbin yang arah aliran air masuk maupun keluarnya tegak lurus terhadap axis turbin.
 Source: mechanicalbooster.com

4. Turbin Aliran Campuran / Mixed
Turbin aliran campuran adalah turbin yang arah aliran masuk dan keluarnya berbeda. Ada turbin yang airnya masuk pada arah radial, tapi keluar pada arah axial.

Source: mechanicalbooster.com

Pemilihan Turbin PLTA


Pemilihan jenis turbin yang digunakan pada PLTA dilakukan berdasarkan kondisi potensi energi air yang tersedia. Untuk memilih turbin yang sesuai, ditentukan dari ketinggian jatuh air (head) dan besarnya aliran air (discharge). Dalam ilmu teknik, dikenal tabel turbine selection chart. Tabel ini dibuat oleh para ilmuwan sebagai panduan yang umum digunakan untuk menentukan jenis turbin yang hendak digunakan. Berikut ini adalah beberapa tabel turbine selection chart.

Source: medium.com
 Source: Layman Handbook


Source: CC. Warnick Book


Ulasan


Begitu kompleksnya ilmu pengetahuan yang terkait dengan turbin PLTA ini sehingga masih terbatas pabrikan atau manufakturer yang memproduksi turbin tersebut. Di Indonesia sendiri belum ada perusahaan yang bisa membuat turbin untuk PLTA secara komplit. Beberapa PLTA besar yang kini beroperasi di Indonesia menggunakan turbin buatan luar negeri, seperti China, Rusia, atau Jerman.

Indonesia perlu melakukan upaya untuk mendorong industri manufaktur turbin agar bisa berkembang. Mulai dari bidang pendidikan, penelitian, sampai ke dunia industri. Dengan potensi tenaga air yang melimpah, PLTA adalah pembangkit listrik yang akan memberi sumbangsih besar bagi kemajuan bangsa di masa depan. Maka tentu saja, pengetahuan tentang turbin PLTA ini akan banyak bermanfaat.

Sunday 22 September 2019

Mengenal PLTA, Masa Depan Pembangkit Listrik Indonesia

Pusat listrik tenaga air atau PLTA adalah istilah yang digunakan untuk sebuah sumber pembangkit listrik yang menggunakan air sebagai energi penggeraknya. Lantas seperti apa cara kerja PLTA? Apa saja bagian-bagiannya? Bagaimana PLTA bisa menjadi masa depan pembangkit listrik Indonesia? Let's check it out !
Source: tanamen.com

Kondisi Kelistrikan Indonesia Saat Ini


Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 1 Juli 2019, jumlah penduduk Indonesia adalah 268 juta jiwa. Jumlah ini tersebar dalam 63 juta rumah tangga. Mengacu pada data Kementrian ESDM tahun 2018 bahwa kapasitas total energi listrik di Indonesia saat ini adalah 60.789 megawatt dengan rasio elektrifikasi sebesar 95,35%. Rasio elektrifikasi ini adalah perbandingan antara rumah tangga yang telah mendapatkan fasilitas listrik dan yang belum. 

Berdasarkan paparan data diatas, artinya masih ada sekitar 4,65% rumah tangga atau sekitar 12 juta lebih penduduk yang belum tersentuh fasilitas listrik di Indonesia.

Sumber Energi Listrik Indonesia

 


Kapasitas total energi listrik di Indonesia yang sebesar 60.789 megawatt, dihasilkan dari banyak pembangkit listrik yang tersebar di berbagai daerah. Dari keseluruhan pembangkit yang beroperasi tersebut, pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), yang menggunakan batubara sebagai sumber energinya, masih menjadi penyumbang energi listrik terbesar dengan jumlah 30.208 megawatt atau 49% dari total pembangkit. Posisi kedua ditempati oleh pembangkit listrik tenaga gas dan uap (PLTGU) sebesar 10.146 megawatt atau 17%, lalu disusul di posisi ketiga pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) sebesar 6.278 megawatt atau 10%. PLTA berdiri di posisi ke empat dengan 5.124 megawatt atau 8%. Sisanya, 16 persen sumber energi listrik diperoleh dari PLTG, PLTMH, PLTB, dan beberapa sumber energi terbarukan yang jumlahnya masih kecil.

Baca juga:  

Problematika Energi Dunia


Sama halnya di Indonesia, dunia pun kini masih menggunakan energi yang berasal dari fossil seperti batubara dan minyak, sebagai sumber energi utama. Ini sudah terjadi sejak dulu. Namun sayangnya takkan ada satupun bangsa di muka bumi ini yang bisa menggantungkan kebutuhan energinya secara terus menerus dari minyak dan batubara. Hari ini kita ketahui bahwa sumber energi dari fossil sifatnya terbatas dan tidak dapat diperbaharui jika telah habis. Hal inipun disadari oleh negara-negara maju, terutama bangsa Eropa. Dan merekapun terus melakukan pembenahan. Beberapa dekade terakhir mereka mengembangkan sumber energi yang sifatnya berkelanjutan dan dapat diperbaharui, seperti energi air dan energi angin.

 Source: gerecom.com

Norwegia kini dikenal menjadi negara yang paling terdepan dalam memanfaatkan energi terbarukan. Disana, 99% pembangkit listriknya adalah dari energi air. Negara-negara maju lain seperti China, Rusia, Amerika, tak ketinggalan. China diketahui kini memiliki 2 dari 10 PLTA terbesar di dunia, dimana Amerika, Kanada, dan Inggris, juga memiliki masing-masing satu dari PLTA di daftar tersebut. Negara-negara ini berlomba-lomba untuk beralih ke sumber energi terbarukan dan perlahan-lahan mulai meninggalkan sumber energi fossil.

Potensi Energi Air Indonesia dan Pengembangan PLTA 


Indonesia, yang membentang dari Sabang sampai Merauke dan daratannya didominasi oleh pegunungan, menurut riset yang pernah dilakukan PLN pada tahun 1983, menyimpan sumber potensi tenaga air sebesar 75 gigawatt. Bisakah anda membayangkan sebesar apa 75 gigawatt? 


75 gigawatt sama dengan 75.000 megawatt. Jika saat ini saja bisa dikatakan kita sudah bergelimang listrik 'hanya' dengan 60.789 megawatt total listrik nasional yang diperoleh dari macam-macam sumber energi, maka bagaimana dengan 75 gigawatt yang bisa didapatkan hanya dari tenaga air? 

Sayangnya dari 75 gigawatt potensi tenaga air tersebut, yang kini dikembangkan dan telah membantu kebutuhan listrik nasional baru sebesar 5.124 megawatt atau 6,8% dari total potensi yang tersedia.
 

Bagian Utama PLTA


PLTA adalah sebuah infrastruktur komplit yang terdiri dari beberapa bangunan dan komponen yang masing-masing terhubung, sehingga sumber air dapat diperlakukan sedemikian rupa sampai menghasilkan energi listrik. Bagian utama dari sebuah PLTA yaitu penampungan air (storage), Bendungan atau DAM, Pipa Pesat (penstock), Turbin dan Generator yang terdapat dalam Power House, Transformer, serta Gardu Induk (switchyard).


Source: gocommunity.co

Penampungan / Storage berfungsi untuk menampung air dalam jumlah besar dan sekaligus sebagai penadah air hujan secara luas. Dengan demikian, semakin banyak air yang tertampung dalam storage, maka semakin bagus untuk kelangsungan operasi PLTA nantinya. Biasanya yang digunakan sebagai storage adalah danau atau waduk.

 
Baca juga:  

Bendungan / DAM adalah konstruksi untuk menahan aliran air dari sungai, waduk atau danau, dan sekaligus mengalihkan aliran air tersebut ke jalur menuju Power House. Biasanya Bendungan dilengkapi dengan pintu-pintu air yang berfungsi untuk mengatur besarnya aliran yang dibutuhkan. Bendungan juga berfungsi sebagai kolam penenang (forebay) sebelum memasuki Pipa Pesat.

Source: dok.pltaposo

Pipa Pesat / Penstock adalah pipa yang mengalirkan air dari Bendungan menuju Power House dan terhubung dengan Turbin.



Turbin dan Generator adalah perangkat elektromekanik yang bekerja sedemikian rupa untuk mengubah energi air yang mengalir melalui Penstock, menjadi energi listrik. Perancangan dan pemasangan Turbin dan Generator ini membutuhkan pengetahuan dan pemahaman yang komprehensif karena terdiri dari sistem kerja mesin yang kompleks.

Source: see.murdoch.edu.au

Gardu Induk / Switchyard adalah fasilitas untuk melakukan transformasi daya listrik, pengukuran, pengawasan operasi serta pengamanan sistem tenaga listrik. 



PLTA, Masa Depan Pembangkit Listrik Indonesia


Dengan potensi energi air yang melimpah, tak ada alasan untuk tidak menjadikan PLTA menjadi sumber energi listrik utama secara nasional. Tak mungkin berdiri sebagai bangsa besar dengan menggantungkan kebutuhan listrik pada energi fossil. Wong negara-negara besar pemimpin ekonomi dunia saja sudah sedang berhijrah ke energi terbarukan. Dengan mengembangkan PLTA, Indonesia tidak hanya bisa mencapai cita-cita kedaulatan energi seperti yang dicanangkan pemerintah, namun juga akan mengurangi polusi lingkungan dengan menekan penggunaan sumber energi minyak dan batubara.

Ditengah potensi yang besar ini, tantangan pun menghampar didepan. Mulai dari permodalan, perizinan yang sulit, sumber daya manusia yang kurang, infrastruktur yang tak memadai, sampai regulasi yang compang-camping, menjadi kendala utama sulitnya industri PLTA berkembang di Indonesia. Investor kesulitan menjangkau biaya modal yang memang cukup tinggi, perusahaan-perusahaan kecil kesulitan mendapatkan perizinan yang rumitnya bertingkat-tingkat, dan beberapa proyek PLTA yang sudah mendapat izin, malah mangkrak ditengah jalan.


Dengan segala tantangan dan problematikanya, PLTA adalah solusi masa depan pembangkit listrik Indonesia. Kita sebagai bangsa mesti melakukan segala upaya untuk menggenjot pengembangan industri ini. Cukuplah minyak dan batubara saja yang dibawa ke luar negeri. Tanah dan air kita harus tinggal disini, dan bermanfaat untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

Thursday 19 September 2019

Blog Mechanical Engineering Terbaik Indonesia


Dewasa ini teknologi berkembang begitu cepat. Berbagai inovasi terus berkembang untuk memudahkan pekerjaan manusia di berbagai sektor. Salah satu sektor yang berkembang pesat dalam beberapa dekade terakhir adalah teknologi internet. Perkembangan teknologi internet ini bisa dikatakan terjadi hampir setiap detik, sangat cepat.

Perkembangan teknologi internet memberi dampak positif terhadap dunia pendidikan. Dengan memanfaatkan fasilitas internet, kini belajar tentang sesuatu mudah saja dilakukan, tak hanya melalui buku-buku. Dimana saja kita bisa mengakses informasi dan pengembangan ilmu yang kita inginkan melalui internet. Ada banyak website maupun blog yang tersedia di internet yang ditulis oleh orang yang lebih paham tentang suatu topik, dan kita sebagai pembaca tinggal memilah-milah informasi mana yang kita butuhkan.

Ilmu Mechanical Engineering juga menjadi topik yang banyak tersebar dan dicari di internet, baik oleh para pelajar maupun pekerja profesional. Saya sendiri sering mengunjungi beberapa website dan blog tersebut. Memilih sumber referensi dari website dan blog tentang topik ini tidak hanya harus informatif namun juga dapat memberi solusi yang tepat sesuai permasalahan yang kita hadapi. Nah, berikut ini adalah beberapa website dan blog yang membahas topik Mechanical Engineer yang menurut saya sangat informatif dan bisa menjadi sumber referensi.

Migas Indonesia

 


Website yang bernama Migas Indonesia Online ini didirikan tahun 2002 untuk tujuan menjadi media informasi seputar dunia Minyak dan Gas Bumi (Migas) Indonesia. Pembahasan dalam website ini begitu luas dan menjakau banyak tema seputar dunia Mechanical Engineering terutama yang terkait dengan sektor Migas. Yang membuat website ini istimewa adalah karena sebagian besar informasi yang tersedia di website ini adalah hasil diskusi para praktisi dan profesional melalui Mailing List Yahoo Group yang kemudian dirangkum. Alhasil pembahasannya selain informatif tentunya sangat kontekstual dan sesuai dengan lapangan, bukan hanya teori saja.

Anda bisa langsung mengunjungi website ini disini: Migas-Indonesia.Com

Pujangga Piping Blog

 


Blog sederhana yang dikelola oleh Mas Iwan Agung Dwi Saputra ini adalah idola saya sejak masih kuliah sampai sekarang. Sesuai namanya, blog ini banyak membahas seputar ilmu perpipaan. Mas Iwan ini adalah seorang praktisi senior di bidang Piping, sehingga tulisan-tulisannya sangat informatif. Selain itu, beliau juga cukup ramah dan tak sungkan-sungkan membalas pertanyaan-pertanyaan pengunjung blognya melalui kolom komentar. Sukses selalu, Mas Iwan dan blognya !

Bagi anda yang ingin mengunjung blog ini disini: Pujangga Piping 

Sampai hari ini baru beberapa website dan blog diatas yang saya rekomendasikan untuk menjadi sumber informasi seputar Mechanical Engineering. Sekali lagi parameter saya dalam memilih ini bukan hanya dari isi blog yang informatif namun juga harus dapat memberi solusi dari topik permasalahan yang saya hadapi. Saat ini saya sedang membaca beberapa blog lain yang juga membahas tentang Mechanical Engineering, dan nanti akan saya tambahkan ke daftar ini jika menurut saya sudah nyaman di hati. Hehe

Tuesday 17 September 2019

PLTA Poso, Bukan Proyek Pembuktian Insinyur Lokal


"Setelah hari kita menyaksikan pengujian hari ini, melanjutkan pengujian-pengujian sebelumnya, maka kami nyatakan PLTA ini berhak mendapatkan rekomendasi Laik Sinkron dan Laik Bertegangan dengan sistem jaringan 275 KV."

Kalimat diatas meluncur santai dari Bapak Suwito Soeleman, Penanggung Jawab Teknik PT Surveyor Indonesia, sore ini di ruangan meeting proyek PLTA Poso I, proyek pembangkit listrik yang sedang kami kerjakan. PT Surveyor Indonesia ini adalah perusahaan independen yang ditunjuk untuk melakukan verifikasi terhadap PLTA Poso I, apa benar sudah siap berfungsi atau belum. Pernyataan Pak Suwito ini diikuti dengan penandatanganan beberapa dokumen yang menandakan bahwa pembangkit listrik kami siap menerima tes beban dari PLN.
 

Kami yang berada di ruangan, begitu senang. Beberapa teman bertepuk tangan, sepertinya ada yang terharu sampai berkaca-kaca matanya. Bukan mengapa, untuk bisa sampai ke tahap ini, tidak begitu mudah untuk sebagian dari kami, termasuk saya, yang masih muda dan minim pengalaman kerja. Namun perusahaan ini percaya-percaya saja pada kemampuan kami.

Saat baru tiba di proyek ini beberapa hari lalu, Pak Suwito dalam sambutannya menyampaikan begini:

"Saya sudah berkeliling melakukan verifikasi pembangkit listrik seperti ini di beberapa wilayah di Indonesia, namun baru kali ini ruangan seperti ini dipenuhi anak-anak muda. Ini perusahaan yang unik. Biasanya perusahaan pembangkit listrik yang besar, ada konsultan terpisah, kontraktor terpisah, dan pekerjaannya dibagi ke sub kontraktor yang terpisah masing-masing. Tapi perusahaan ini berbeda. Semua dikerjakan sendiri. Mungkin ini satu-satunya perusahaan nasional yang sanggup membangun pembangkit listrik, yang mulai dari feasibility study, konstruksi, sampai pengujian dilakukan sendiri."

Saya kemudian berpikir-pikir, memang agak nekat juga perusahaan membebankan proyek sebesar ini kepada insinyur-insinyur lokal seperti kami. Perusahaan yang tergabung dalam grup usaha Kalla Group ini memang sejak dulu selalu menggunakan tenaga kerja lokal, tak hanya di PLTA Poso, namun juga di proyek-proyek yang lain.

Ditengah banyaknya proyek pembangkit listrik yang digarap oleh tenaga kerja asing, Bapak Ahmad Kalla, pimpinan perusahaan ini, tak bergeming sedikitpun. Terang-terangan beliau selalu percaya bahwa insinyur-insinyur Indonesia juga sanggup mengerjakan proyek PLTA.

Dari ruangan ini saya lalu teringat beberapa teman yang terlibat di proyek PLTA Poso ini yang memang masih muda-muda.

Pertama kali teringat yaitu teman yang lugu, Surya. Ia adalah wong jowo lulusan Teknik Geologi UPN Yogyakarta. Pada tahun 2015 silam ketika proyek ini baru proses persiapan lahan, saya beberapa kali menemani dia melakukan plate load test di beberapa titik lokasi proyek. Tes ini katanya berfungsi untuk menghitung daya dukung tanah terhadap bangunan pembangkit listrik yang akan kami kerjakan. Lalu berikutnya saya ingat Reza, anak muda jebolan Teknik Sipil Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, yang hitungan-hitungannya banyak tertanam di desain bangunan proyek ini. 

Lalu saya ingat Hajrul, teman yang kini sudah pindah ke proyek lain, namun sumbangsihnya dalam pembangunan bendungan air proyek ini masih kokoh sampai sekarang. Selanjutnya saya ingat Zeid, lulusan Teknik Sipil Unhas juga. Zeid bersama Gianta, alumni Teknik Sipil Universitas Tadulako, adalah pengawas pembangunan Power House PLTA ini. Saya juga ingat Afif yang mengerjakan area Penstok. Ia anak muda yang teliti. Setiap pagi saya perhatikan dia membuat catatan-catatan kecil tentang apa yang akan dia kerjakan pada hari itu.

Di ruangan meeting sore ini ada Aldih dan Amir, dua alumni Teknik Elektro Unhas yang usianya belum genap 30 tahun. Amir bagian instrumen kontrol dan Aldih adalah andalan di bagian arus kuat. Ide-ide mereka ini banyak tersimpan di komponen-komponen elektrikal proyek ini.

Di lantai bawah ruangan meeting ini ada Sulqadri dan Imam, dua lulusan Teknik Mesin Unhas yang melakukan pengawasan pemasangan Turbin sejak dari bagian paling dasar sampai bisa berputar seperti sekarang. Ada Iqbal yang mengerjakan pamasangan pompa, kompresor, dan sistem perpipaan. Firman dan Faruq, dua anak muda andalan instrumen Generator yang gesit dan lincah. Ah, banyak lagi.

Ada banyak anak muda lain di proyek ini tapi tak muat saya tuliskan satu persatu. Mereka semua berkontribusi untuk pencapaian proyek PLTA Poso hari ini.

Dibelakang kami yang muda-muda ini, berdiri senior-senior yang sudah ada pengalaman di proyek PLTA sebelumnya. Dari bimbingan merekalah tumbuh percaya diri dalam hati kami bahwa kami sanggup ikut serta mengerjakan proyek ini. Mereka juga bukan datang dari negara lain, melainkan adalah insinyur-insinyur produk asli Indonesia.

Begitulah. Saat banyak perusahaan lain tak mau ambil resiko dengan mempekerjakan insinyur lokal, proyek PLTA Poso ini masih mempekerjakan kami. Perusahaan ini mempercayai kami.

Beberapa bulan lalu saya membaca sebuah artikel di salah satu media online besar yang judulnya begini: PLTA Poso, Tempat Insinyur Indonesia Membuktikan Diri. Artikel tersebut kini sudah dihapus oleh pembuatnya, dan saya tak tahu apa alasannya.

Bagi saya, kami di proyek ini tidak sedang membuktikan apa-apa. Insinyur-insinyur Indonesia dimanapun juga tak perlu membuktikan apa-apa. Kami hanya bekerja seperti seharusnya, mencari nafkah untuk keluarga, dan membantu perusahaan mencapai tujuan sebagai timbal balik atas kepercayaan perusahaan kepada kami. Itu saja.

Toh, dibuktikan seperti apapun, kalau rejekinya proyek-proyek PLTA kita jatuh ke tangan pekerja asing ya tidak akan tertukar balik.

Yang dibutuhkan Indonesia adalah pimpinan-pimpinan perusahaan seperti Pak Ahmad Kalla, yang percaya pada kemampuan kami dan siap mengambil resiko untuk kepercayaan itu. Kalau bukan karena kepercayaan Pak Ahmad Kalla, kami pasti sudah nelangsa dan menganga melihat proyek ini dari jauh, lalu ikut resah menjadi penonton di negeri sendiri.

Baca Juga:

Mengenal Profesi Fitter, Ujung Tombak Konstruksi Mekanikal

Pekerjaan konstruksi adalah sebuah alur sistematis yang berkaitan dari lini ke lini. Dari desain yang dibuat oleh engineering, material yang dibeli oleh procurement, sampai kepada pekerjaan construction yang dilakukan oleh tim di lapangan. Tujuan untuk mendapatkan hasil yang baik dan aman melalui pekerjaan yang efektif dan ekonomis tak akan tercapai jika salah satu lini ini bekerja tak maksimal.

Dalam pekerjaan konstruksi mekanikal di lapangan, ada profesi yang dikenal dengan istilah Fitter. Dalam beberapa pekerjaan yang telah saya temui, Fitter ini adalah posisi yang penting dan harus mendapatkan perhatian. Seberapa berkualitas seorang Fitter yang kita miliki dalam pekerjaan, menentukan seberapa berhasil tim lapangan melaksanakan pekerjaan tersebut sesuai dengan gambar desain yang ditentukan.


Fitter, sesuai dengan namanya, pada dasarnya adalah orang yang melakukan proses fit up. Jika ada beberapa komponen mekanikal yang perlu dirangkaikan satu persatu, maka Fitter inilah yang bertugas merangkaikan komponen-komponen tersebut. Misalkan dalam pekerjaan perpipaan, biasanya terdiri dari beberapa komponen. Ada pipa, valve, fitting, gasket, flange, dan lain-lain. Untuk menjadi sistem perpipaan yang utuh, komponen-komponen ini mesti disambungkan sesuai gambar desain. Nah, untuk pekerjaan itulah sehingga dalam dunia konstruksi perpipaan, dikenal posisi Pipe Fitter.

Dalam perkembangannya, Fitter juga melakukan pekerjaan instalasi maupun perbaikan pada equipment mekanikal lain. Dari proses fabrikasi, pre assembly, sampai instalasi, selalu dibutuhkan peran seorang Fitter. Dari gambar desain yang dikeluarkan oleh Engineering, Fitter lah yang memutar otak untuk mengjawantahkan gambar tersebut menjadi bentuk nyata.


Betapa krusial peran seorang Fitter ini dalam menghasilkan konstruksi mekanikal yang baik. Saya merangkum beberapa point yang menurut saya menjadi skill yang wajib dimiliki oleh seorang Fitter.

Pengetahuan Gambar Teknik

Pengetahuan gambar teknik mutlak dimiliki oleh seorang Fitter. Mulai dari gambar general, gambar detail, sampai simbol-simbol komponen harus dikuasai dengan fasih. Bagaimana mungkin bisa memasang dengan baik jika gambarnya saja tak paham. Iya kan?

Kalkulasi Matematika Lapangan

Kemampuan matematika adalah hal yang menurut saya wajib dimiliki oleh Fitter. Dalam melaksanakan pekerjaan instalasi, Fitter harus memasang satu komponen yang berhubungan terhadap komponen lain, ataupun terhadap bangunan. Untuk itu Fitter harus mampu menghitung sendiri dengan tepat jarak dan ukuran-ukuran di lapangan.

Kekayaan Ide

Untuk memasang komponen-komponen mekanikal kadang tidak mudah dan sulit dikerjakan dengan cara biasa. Bahkan tidak jarang diperlukan alat bantu kerja yang dibuat sendiri sebelum pemasangan dimulai. Untuk itu diperlukan teknik memasang yang kreatif agar hasilnya bagus dan pengerjaannya tidak terlalu menyulitkan. Seorang Fitter harus mempunyai ide yang banyak mengenai teknik-teknik pemasangan tersebut.

Selera Estetis yang Baik

Salah satu unsur konstruksi adalah estetika. Okelah konstruksi yang kita buat sudah aman dan sesuai standar. Namun jika komponen-komponen dalam konstruksi tersebut tidak rapi dan amburadul, tentu saja tak elok dipandang mata. Untuk itu, Fitter seharusnya memiliki selera estetis yang baik sehingga dalam pekerjaan selalu menetapkan standar kerapian sebagai salah satu parameter pekerjaan.

Demikianlah. Berdasarkan pengalaman saya bekerja dengan beberapa Fitter, skill dan kemampuan seorang Fitter tidak diperoleh dengan instant, melainkan melalui pengalaman kerja dan jam terbang yang panjang. Semakin berpengalaman mereka, semakin matang pula skill nya dalam pekerjaan. Rewardnya pun sebanding, karena dalam dunia konstruksi, profesi Fitter ini kadang diganjar dengan gaji yang besar.

Sunday 15 September 2019

Parameter Menentukan Ketebalan Pipa Menurut ASME B31.1 – Power Piping

Salah satu bagian yang krusial dalam desain sistem perpipaan atau piping, adalah menentukan ketebalan pipa. Desain yang kita buat, selain harus aman, juga harus sesuai dengan standard dan code yang telah ditentukan secara internasional. Untuk Piping sendiri, di Indonesia umumnya menggunakan standard ASME sebagai pedoman  desain. Ada dua standard ASME yang memuat tentang desain Piping, yakni ASME B31.1 dan ASME B31.3. Perbedaan dan aplikasi kedua standard tersebut akan saya bagikan di tulisan yang lain.


Kali ini saya ingin menguraikan parameter untuk penentuan ketebalan pipa menurut ASME B31.1.
 

ASME B31.1 yang saya gunakan disini adalah ASME B31.1 Power Piping tahun 2016, hasil revisi dari tahun 2014. Persamaan utama untuk menentukan ketebalan pipa dapat ditemukan dalam Para 104  bagian Pressure Design of Components. Di bagian ini, penentuan ketebalan pipa pun dibagi berdasarkan bentuk dan perlakuan pada pipa itu sendiri. Kita akan mengambil bagian yang banyak digunakan, yaitu Straight Pipe Under Internal Pressure, artinya pipa lurus yang mendapatkan tekanan dari dalam. Bagian ini ada di Para 104.1.2 halaman 21.

Baca Juga:

Pada Para tersebut, untuk menentukan ketebalan pipa menggunakan persamaan berikut:



Dimana:
tm = Minimum required wall thickness
P = Internal design pressure
Do = Outside diameter of pipe
p = Inside diameter of pipe
SE = Maximum allowable stress in material

A = Additional thickness
y = Coefficient having values

Mari kita uraikan satu persatu parameter diatas.

Minimum Required Wall Thickness - tm

Ini adalah ketebalan pipa yang akan kita tentukan melalui perhitungan.

Internal Design Pressure - P 

Ini adalah tekanan kerja dari dalam pipa yang kita tentukan dalam desain. Besarnya tentu sesuai dengan tekanan yang sudah tersedia dan akan kita buat sistem piping nya.

Outside dan Inside Diameter - Do & p

Ini adalah diameter luar dan diameter dalam pipa yang akan kita gunakan. Diatas terdapat dua persamaan, dan pemakaiannya tergantung pada apa yang kita tetapkan pertama kali. Jika kita menetapkan diameter luar, berarti diamater dalam akan mengikut, sesuai tebal pipa yang kita dapatkan di akhir perhitungan. Jika kita menetapkan diameter dalam, berarti diameter luar yang akan mengikut.

Maximum Allowable Stress in Material - SE

Ini adalah tegangan maksimum yang diizinkan pada material pipa yang kita gunakan.  Untuk mendapatkan nilai ini, kita tinggal melihat pada bagian Appendix A. Misalkan material pipa yang kita gunakan adala Carbon Steel A106 Grade B pada temperatur maksimal 200 derajat Fahrenheit, maka nilainya adalah 17,1 dalam satuan Ksi sesuai tabel berikut.

 

Additional Thickness - A

Ini adalah angka tambahan ketebalan pipa untuk kompensasi akibat pekerjaan mekanis, seperti threading dan grooving, pengelasan, sampai korosi. Lebih jelasnya bisa dilihat di Para 102.4. Adapun nilai ini kita tentukan masing-masing menyesuaikan dengan kondisi dan pekerjaan piping yang kita desain.

Baca juga:  

Coefficient Having Values - y

Ini adalah nilai berdasarkan karakteristik material. Dalam ASME B31.1, nilainya diberikan dalam Tabel 104.1.2(A). Misalkan karakter material pipa kita adalah Austenitic Steel pada temperatur desain dibawah 482 derajat celcius, maka nilainya adalah 0,4 seperti tabel berikut.

Nah, setelah mengetahui parameter-parameter diatas, maka kita dengan mudah bisa menghitung dan menentukan ketebalan pipa yang aman dan sesuai standard. Satu hal yang selalu perlu diperhatikan dalam perhitungan seperti ini adalah kesamaan satuan. Pastikan kita menggunakan satuan yang sesuai dan setara untuk tiap parameter. Jika ada yang tidak sesuai, maka konversilah dulu. Saya beberapa kali mendapatkan hasil hitung yang tidak masuk akal akibat salah menentukan satuan. Hehe

Featured

[Featured][recentbylabel2]

Featured

[Featured][recentbylabel2]
Notification
Apa isi Blog ini? Catatan perjalanan, opini, dan esai ringan seputar Engineering.
Done