Fachrul Hidayat: Mechanical
News Update
Loading...
Showing posts with label Mechanical. Show all posts
Showing posts with label Mechanical. Show all posts

Thursday 3 October 2019

Review Alat Bending Pipa Hidrolik - Wipro SWG 3B

Alat bending pipa hidrolik adalah salah satu alat yang penting dalam pekerjaan instalasi pipa. Kita tahu bahwa material pipa yang tersedia di pasaran adalah berbentuk lurus, sementara dalam instalasi pipa tentunya tak semuanya lurus. Kadang berbelok-belok, menyesuaikan dengan desain pipa sesuai kebutuhan. 

Untuk pipa ukuran besar biasanya digunakan fitting untuk membelokkan pipa, namun untuk pipa ukuran kecil kadang lebih efisien dengan membengkokkan pipa langsung. Nah alat bending pipa inilah yang digunakan untuk membengkokkan pipa tersebut. Bending dalam bahasa teknik adalah proses untuk membengkokkan material baik secara manual maupun dengan menggunakan tenaga penggerak pembantu.

Wipro SWG 3B via chinawipro.com

Wipro SWG 3B adalah salah satu model alat bending pipa hidrolik yang diproduksi oleh Wipro, perusahaan asal China. Model ini familiar di kalangan pemakai alat bending pipa karena bentuknya yang sederhana dan mudah digunakan. Seperti apa review alat ini? Ayo kita ulas. 

Baca juga: Jalan-jalan ke Jepang - Ohayo Osaka!


Bagian-bagian Alat Bending Pipa Hidrolik Wipro SWG 3B


Bagian utama dari alat bending pipa Wipro SWG 3B adalah sebagai berikut:
1. Cyllinder / silinder
2. Manual pump / pompa manual
3. Rocker / tuas pompa
4. Radius block / mata bending pipa
5. Counter roll / penahan pipa
6. Rolling table / meja bending



 

Cara Kerja Alat Bending Pipa Hidrolik Wipro SWG 3B  


Alat bending pipa Wipro SWG 3B merupakan alat bending yang menggunakan hidrolik sebagai tenaga penggeraknya. Untuk menggerakkan piston hidrolik didalam silinder, bukan menggunakan motor listrik melainkan dengan menggerakkan tuas pompa manual dengan tenaga manusia. Gerak naik turun pada tuas pompa memberikan tekanan pada salah satu sisi dalam silinder sehingga mendorong piston maju. Mata bending pipa lalu ikut terdorong kedepan dan membengkokkan material pipa yang terpasang di meja bending.



Spesifikasi Alat Bending Pipa Hidrolik Wipro SWG 3B


Alat bending pipa Wipro SWG 3B bisa digunakan untuk pipa ukuran diameter 21,3 mm sampai 88,5 mm dengan maksimal tekanan hidrolik sebesar 19 ton dan stroke maksimal sepanjang 320 mm. Tersedia mata bending radius mulai dari 1/2" sampai dengan 3" yang bisa digunakan sesuai kebutuhan. Tebal pipa maksimal yang sanggup dibengkokkan alat ini yaitu 5 mm.


Wipro SWG 3B ini cukup simpel dalam bentuknya dan mudah dipindahkan. Beratnya hanya 117 kg, dengan kaki-kaki yang bisa dibongkar pasang dengan mudah.


Kesimpulan


Wipro SWG 3B adalah alat bending pipa hidrolik yang banyak digunakan dalam pekerjaan instalasi pipa di Indonesia. Bentuknya sederhana, mudah dipindahkan, dan juga mudah dalam pemakaian. Disamping itu alat ini bisa dikatakan menjangkau semua range ukuran pipa yang biasa dibengkokkan, dari 1/2" sampai 3", sebab biasanya pipa ukuran 3" keatas sudah menggunakan fitting

Kendala pemakaian adalah sering terjadi kebocoran oli pada tuas pompa hidrolik, yang menyebabkan tenaga berkurang dan tentunya oli didalam silinder menjadi cepat habis. Namun ini bukan kendala berarti dan mudah saja diatasi.

Sunday 29 September 2019

Mengenal Submersible Pump: Sejarah, Cara Kerja, dan Jenisnya


Submersible pump atau pompa submersible, sesuai namanya, adalah pompa yang bisa ‘submersed’ atau di benamkan kedalam air. Ada banyak pompa yang kita jumpai sehari-hari, yang mana pompa tersebut diletakkan diluar dan hanya pipa isapnya saja yang masuk ke air. Contoh, pompa air di rumah-rumah, yang mana pipa isapnya saja yang masuk ke dalam sumur tapi pompanya terpasang diatas. Nah, pompa submersible berbeda, justru pompa beserta motor penggeraknya dibenamkan sekaligus kedalam air. Unik bukan?

Mari kita pahami pompa ini, siapa tahu saja suatu saat berguna dalam pekerjaan kita ataupun dalam lingkungan sehari-hati.


Baca juga: Mengenal Turbin PLTA

Sejarah Submersible Pump


Sudah sejak awal abad ke sepuluh ilmuwan mempelajari kemungkinan ada pompa yang bisa dicelupkan ke sumber air, namun dunia percaya bahwa orang yang pertama kali membuat pompa submersible adalah Armais Arutunoff, seorang engineer dan penemu dari Rusia. Arutunoff membuat pompa submersible pertamanya yang masih sangat sederhana pada tahun 1916 di Jerman. Namun setelah pindah ke California, Amerika, tahun 1923, Artunoff tidak mendapatkan dukungan keuangan untuk mengembangkan desain pompanya.

Artunoff lalu pindah ke Bartlesville, Oklahoma, pada tahun 1928. Disana, sebuah perusahaan bernama Philips Petroleum Company memberinya dukungan untuk memperbaiki desainnya agar bisa digunakan di sumur minyak. Beberapa kali gagal, sampai Artunoff berhasil mendemokan pompanya di salah satu sumur minyak di Kansas. Dia kemudian memproduksi pompa tersebut dengan mendirikan perusahaan kecil bernama Reda Pump, yang singkatan dari Russian Electrical Dynamo of Arutunoff.
 

Orang ini benar-benar tak melupakan asalnya. Meskipun ia meraih sukses di Amerika, namun Artunoff memasang nama Rusia dalam nama usahanya.
 


Pemasangan pertama pompa submersible bersama beberapa karyawan Philips Petroleum, Armais Arutunoff berdiri ketiga dari kanan. Source: esppump.com


Sejak saat itu, teknologi pompa submersible terus berkembang, tak hanya di industri minyak namun juga di sektor industri yang lain.

Arutunoff meninggal dunia pada tahun 1978 di Bartlesville dengan memegang lebih dari 60 hak paten di Amerika. Dan Reda Pump, perusahaan pompanya, sampai pada akhir abad ke sepuluh adalah produsen pompa submersible terbesar di dunia.


Baca juga: Kisah Habibie Factor, Penemuan BJ Habibie yang Mengubah Dunia

Cara Kerja Submersible Pump


Pompa submersible dalam aplikasinya, dibenamkan kedalam air baik secara keseluruhan maupun pada batas-batas tertentu yang diizinkan oleh pembuat pompa. Pompa ini digerakkan oleh motor yang menyatu dengan bodi pompa dan tertutup rapat. Kabel listrik untuk menggerakkan motor terhubung ke pompa dengan koneksi khusus yang memastikan air tidak dapat masuk ke dalam motor pompa meskipun dalam kondisi terendam.

Secara teknis cara kerja pompa submersible sama dengan pompa air pada umumnya, yaitu mengubah energi motor listrik menjadi energi tekanan dengan putaran impeller pompa. Putaran ini menciptakan kondisi yang mendorong air keluar dari pompa melalui sisi buang (discharge).

Rekomendasi: How Does A Water Pump Works

Pompa submersible adalah jenis pompa yang sangat efisien karena tidak harus menghabiskan banyak energi pada sisi isap (suction) pompa, sebab sudah terendam air. Otomatis kan impeller pompa akan selalu dalam kondisi terendam. Jadi begitu motor jalan, pompa bisa langsung bekerja mendorong air keluar.

Pernahkah anda mengalami masalah pompa air dirumah, yang kalau macet, mesti dipancing dulu diisi air pakai timba biar bisa berfungsi lagi?

Itu adalah kondisi saat impeller pompa kering, tidak ada air untuk memulai menciptakan tekanan awal. Pada beberapa jenis pompa, peristiwa ini tidak boleh terjadi. Jika terjadi, motor akan bekerja namun tak akan ada air yang keluar.

Pompa submersible terbebas dari masalah ini. Disamping itu, karena pompa direndam didalam air, maka motor tidak akan cepat panas dan juga tidak akan ribut mengganggu telinga. Keren kan?


Bagian-bagian Submersible Pump


Pompa submersible terdiri dari 3 komponen utama, yaitu motor, impeller, dan volute. Ada banyak referensi yang menjelaskan bagian-bagian pompa ini dengan berbagai versi dan beberapa aksesoris tambahan. Yang sederhana dan mudah dipahami adalah gambar berikut ini:


Source: pumpproducts.com

1. Motor

Motor sebagai penggerak pompa submersible, berfungsi untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik untuk memutar impeller. Energi listrik masuk ke motor melalui kabel yang juga ikut terendam bersama pompa.

2. Impeller

Impeller berfungsi menciptakan energi kinetik pada air melalui putaran yang diteruskan dari putaran motor. Air akan secara kontinyu masuk melalui sisi isap (suction inlet) akibat kondisi yang tercipta dari putaran impeller.

3. Volute

Volute berfungsi sebagai tempat terciptanya energi air akibat putaran impeller, sekaligus mengarahkan aliran air keluar dari pompa melalui sisi buang (discharge outlet). Bentuk volute biasanya seperti keong, semakin keluar semakin membesar luas penampangnya, dengan tujuan untuk mengurangi kecepatan aliran air sehingga menciptakan tekanan yang tinggi didalam pompa. Tekanan tinggi inilah yang mendorong air keluar, menyembur kencang.


Jenis-jenis Sumbersible Pump


Pompa submersible ada banyak jenisnya tersedia di pasaran. Berdasarkan media penggunaannya, pompa ini diklasifikasikan menjadi 4 jenis, sebagai berikut:

1. Submersible Clean Water Pump, digunakan untuk air bersih yang jernih.
2. Submersible Sewage Pump, digunakan untuk cairan limbah yang biasanya kotor.
3. Submersible Corrosive Water Pump, digunakan untuk cairan yang menyebabkan material mudah berkarat, misalnya air laut.
4. Submersible Sand Slurry Pump, digunakan untuk air yang mengandung pasir atau lumpur.


Memilih jenis pompa submersible sesuai dengan media penggunaan adalah penting mengingat pompa akan terendam didalam media tersebut yang tentunya mempengaruhi kekuatan material pompa.

Pompa submersible adalah pompa yang penting baik dalam industri maupun kehidupan masyarakat. Dari aspek efisiensi, pompa ini lebih unggul dari pompa model lain. Disamping itu, pompa submersible juga lebih simpel dalam pemakaian. Toh tinggal dicelup saja ke air.

Kekurangan pompa ini yang pertama harganya mahal. Untuk ukuran kapasitas yang sama dengan pompa model lain, pompa ini lebih mahal. Kedua, jika ada kerusakan bagian dalam pompa, bisa menyebabkan air masuk ke motor dan tentunya bisa menjadi masalah besar. Motor yang terkena air sangat sulit untuk perbaikannya. Think Ahead !

Tuesday 17 September 2019

Mengenal Profesi Fitter, Ujung Tombak Konstruksi Mekanikal

Pekerjaan konstruksi adalah sebuah alur sistematis yang berkaitan dari lini ke lini. Dari desain yang dibuat oleh engineering, material yang dibeli oleh procurement, sampai kepada pekerjaan construction yang dilakukan oleh tim di lapangan. Tujuan untuk mendapatkan hasil yang baik dan aman melalui pekerjaan yang efektif dan ekonomis tak akan tercapai jika salah satu lini ini bekerja tak maksimal.

Dalam pekerjaan konstruksi mekanikal di lapangan, ada profesi yang dikenal dengan istilah Fitter. Dalam beberapa pekerjaan yang telah saya temui, Fitter ini adalah posisi yang penting dan harus mendapatkan perhatian. Seberapa berkualitas seorang Fitter yang kita miliki dalam pekerjaan, menentukan seberapa berhasil tim lapangan melaksanakan pekerjaan tersebut sesuai dengan gambar desain yang ditentukan.


Fitter, sesuai dengan namanya, pada dasarnya adalah orang yang melakukan proses fit up. Jika ada beberapa komponen mekanikal yang perlu dirangkaikan satu persatu, maka Fitter inilah yang bertugas merangkaikan komponen-komponen tersebut. Misalkan dalam pekerjaan perpipaan, biasanya terdiri dari beberapa komponen. Ada pipa, valve, fitting, gasket, flange, dan lain-lain. Untuk menjadi sistem perpipaan yang utuh, komponen-komponen ini mesti disambungkan sesuai gambar desain. Nah, untuk pekerjaan itulah sehingga dalam dunia konstruksi perpipaan, dikenal posisi Pipe Fitter.

Dalam perkembangannya, Fitter juga melakukan pekerjaan instalasi maupun perbaikan pada equipment mekanikal lain. Dari proses fabrikasi, pre assembly, sampai instalasi, selalu dibutuhkan peran seorang Fitter. Dari gambar desain yang dikeluarkan oleh Engineering, Fitter lah yang memutar otak untuk mengjawantahkan gambar tersebut menjadi bentuk nyata.


Betapa krusial peran seorang Fitter ini dalam menghasilkan konstruksi mekanikal yang baik. Saya merangkum beberapa point yang menurut saya menjadi skill yang wajib dimiliki oleh seorang Fitter.

Pengetahuan Gambar Teknik

Pengetahuan gambar teknik mutlak dimiliki oleh seorang Fitter. Mulai dari gambar general, gambar detail, sampai simbol-simbol komponen harus dikuasai dengan fasih. Bagaimana mungkin bisa memasang dengan baik jika gambarnya saja tak paham. Iya kan?

Kalkulasi Matematika Lapangan

Kemampuan matematika adalah hal yang menurut saya wajib dimiliki oleh Fitter. Dalam melaksanakan pekerjaan instalasi, Fitter harus memasang satu komponen yang berhubungan terhadap komponen lain, ataupun terhadap bangunan. Untuk itu Fitter harus mampu menghitung sendiri dengan tepat jarak dan ukuran-ukuran di lapangan.

Kekayaan Ide

Untuk memasang komponen-komponen mekanikal kadang tidak mudah dan sulit dikerjakan dengan cara biasa. Bahkan tidak jarang diperlukan alat bantu kerja yang dibuat sendiri sebelum pemasangan dimulai. Untuk itu diperlukan teknik memasang yang kreatif agar hasilnya bagus dan pengerjaannya tidak terlalu menyulitkan. Seorang Fitter harus mempunyai ide yang banyak mengenai teknik-teknik pemasangan tersebut.

Selera Estetis yang Baik

Salah satu unsur konstruksi adalah estetika. Okelah konstruksi yang kita buat sudah aman dan sesuai standar. Namun jika komponen-komponen dalam konstruksi tersebut tidak rapi dan amburadul, tentu saja tak elok dipandang mata. Untuk itu, Fitter seharusnya memiliki selera estetis yang baik sehingga dalam pekerjaan selalu menetapkan standar kerapian sebagai salah satu parameter pekerjaan.

Demikianlah. Berdasarkan pengalaman saya bekerja dengan beberapa Fitter, skill dan kemampuan seorang Fitter tidak diperoleh dengan instant, melainkan melalui pengalaman kerja dan jam terbang yang panjang. Semakin berpengalaman mereka, semakin matang pula skill nya dalam pekerjaan. Rewardnya pun sebanding, karena dalam dunia konstruksi, profesi Fitter ini kadang diganjar dengan gaji yang besar.

Sunday 15 September 2019

Parameter Menentukan Ketebalan Pipa Menurut ASME B31.1 – Power Piping

Salah satu bagian yang krusial dalam desain sistem perpipaan atau piping, adalah menentukan ketebalan pipa. Desain yang kita buat, selain harus aman, juga harus sesuai dengan standard dan code yang telah ditentukan secara internasional. Untuk Piping sendiri, di Indonesia umumnya menggunakan standard ASME sebagai pedoman  desain. Ada dua standard ASME yang memuat tentang desain Piping, yakni ASME B31.1 dan ASME B31.3. Perbedaan dan aplikasi kedua standard tersebut akan saya bagikan di tulisan yang lain.


Kali ini saya ingin menguraikan parameter untuk penentuan ketebalan pipa menurut ASME B31.1.
 

ASME B31.1 yang saya gunakan disini adalah ASME B31.1 Power Piping tahun 2016, hasil revisi dari tahun 2014. Persamaan utama untuk menentukan ketebalan pipa dapat ditemukan dalam Para 104  bagian Pressure Design of Components. Di bagian ini, penentuan ketebalan pipa pun dibagi berdasarkan bentuk dan perlakuan pada pipa itu sendiri. Kita akan mengambil bagian yang banyak digunakan, yaitu Straight Pipe Under Internal Pressure, artinya pipa lurus yang mendapatkan tekanan dari dalam. Bagian ini ada di Para 104.1.2 halaman 21.

Baca Juga:

Pada Para tersebut, untuk menentukan ketebalan pipa menggunakan persamaan berikut:



Dimana:
tm = Minimum required wall thickness
P = Internal design pressure
Do = Outside diameter of pipe
p = Inside diameter of pipe
SE = Maximum allowable stress in material

A = Additional thickness
y = Coefficient having values

Mari kita uraikan satu persatu parameter diatas.

Minimum Required Wall Thickness - tm

Ini adalah ketebalan pipa yang akan kita tentukan melalui perhitungan.

Internal Design Pressure - P 

Ini adalah tekanan kerja dari dalam pipa yang kita tentukan dalam desain. Besarnya tentu sesuai dengan tekanan yang sudah tersedia dan akan kita buat sistem piping nya.

Outside dan Inside Diameter - Do & p

Ini adalah diameter luar dan diameter dalam pipa yang akan kita gunakan. Diatas terdapat dua persamaan, dan pemakaiannya tergantung pada apa yang kita tetapkan pertama kali. Jika kita menetapkan diameter luar, berarti diamater dalam akan mengikut, sesuai tebal pipa yang kita dapatkan di akhir perhitungan. Jika kita menetapkan diameter dalam, berarti diameter luar yang akan mengikut.

Maximum Allowable Stress in Material - SE

Ini adalah tegangan maksimum yang diizinkan pada material pipa yang kita gunakan.  Untuk mendapatkan nilai ini, kita tinggal melihat pada bagian Appendix A. Misalkan material pipa yang kita gunakan adala Carbon Steel A106 Grade B pada temperatur maksimal 200 derajat Fahrenheit, maka nilainya adalah 17,1 dalam satuan Ksi sesuai tabel berikut.

 

Additional Thickness - A

Ini adalah angka tambahan ketebalan pipa untuk kompensasi akibat pekerjaan mekanis, seperti threading dan grooving, pengelasan, sampai korosi. Lebih jelasnya bisa dilihat di Para 102.4. Adapun nilai ini kita tentukan masing-masing menyesuaikan dengan kondisi dan pekerjaan piping yang kita desain.

Baca juga:  

Coefficient Having Values - y

Ini adalah nilai berdasarkan karakteristik material. Dalam ASME B31.1, nilainya diberikan dalam Tabel 104.1.2(A). Misalkan karakter material pipa kita adalah Austenitic Steel pada temperatur desain dibawah 482 derajat celcius, maka nilainya adalah 0,4 seperti tabel berikut.

Nah, setelah mengetahui parameter-parameter diatas, maka kita dengan mudah bisa menghitung dan menentukan ketebalan pipa yang aman dan sesuai standard. Satu hal yang selalu perlu diperhatikan dalam perhitungan seperti ini adalah kesamaan satuan. Pastikan kita menggunakan satuan yang sesuai dan setara untuk tiap parameter. Jika ada yang tidak sesuai, maka konversilah dulu. Saya beberapa kali mendapatkan hasil hitung yang tidak masuk akal akibat salah menentukan satuan. Hehe

Sunday 8 September 2019

Welding Engineer atau Welding Inspector, Pilih Mana?

Dulu waktu saya baru lulus kuliah, banyak senior di kampus yang menyarankan untuk mengikuti pelatihan sertifikasi menjadi Welding Inspector. Pelatihan tersebut gunanya untuk mempelajari ilmu tentang pengelasan dan mendapatkan sertifikat Welding Inspector yang konon kabarnya banyak di butuhkan di industri - industri teknik sehingga akan memudahkan untuk mencari kerja. 

Saya fresh graduate yang cupu tentu langsung tanggap dan segera mencari tahu tentang pelatihan Welding Inspector tersebut. Ternyata pelatihan yang tersedia bagi lulusan - lulusan teknik yang ingin berkecimpung di dunia pengelasan bukan hanya Welding Inspector tapi ada juga Welding Engineer. Saya menguliti segala info tentang kedua istilah ini.

Apakah Welding Inspector dan Welding Engineer berbeda?
Lebih bagus mana Welding Inspector atau Welding Engineer?


Dari semua info yang saya kumpulkan dulu dan dipadukan dengan pengalaman kerja saya saat ini, akhirnya menghasilkan ulasan berikut ini.

Baca juga: Engineering Adalah

Dalam dunia industri dan konstruksi teknik, ada banyak pekerjaan yang memanfaatkan Logam. Hal ini tak lepas dari karakteristik material Logam yang kuat. Salah satu cara penyabungan Logam yang paling populer adalah dengan pengelasan, atau lebih keren disebut dengan istilah Welding. Pengelasan Logam ini teryata membutuhkan pengetahuan komprehensif, mulai dari perencanaan sampai pada pelaksanaannya, agar mendapakan hasil pengelasan yang kuat dan ekonomis. Nah, disinilah posisi Welding Engineer dan Welding Inspector dibutuhkan.


Welding Engineer dan Welding Inspector dalam profesinya adalah dua hal yang berbeda, tampak serupa tapi tak sama.

Welding Engineer atau sering disingkat dengan sebutan WE adalah profesi yang bertugas mendesain segala aspek yang mengarah pada suatu pekerjaan pengelasan. Karena jangkauannya yang luas, seorang WE harus memahami semua ilmu yang berkaitan tentang pengelasan. Mulai dari jenis material Logam yang digunakan, proses pengelasan yang akan diterapkan, jenis sambungan las, jenis kawat las, perlakuan-perlakuan dalam pengelasan,  dan lainnya. Data-data ini selanjutnya akan tertuang dalam dokumen yang bernama Welding Procedure Specification (WPS), dan diterbitkan sebelum pekerjaan pengelasan dimulai.

Baca juga: Parameter Menentukan Ketebalan Pipa Menurut ASME B31.1 - Power Piping

Seorang WE bertanggung jawab terhadap kekuatan sambungan las. Untuk itu biasanya WE akan melakukan serangkaian pengujian untuk memastikan WPS yang dikeluarkan benar-benar aman untuk dikerjakan dan telah sesuai dengan Standard dan Code Internasional yang diterapkan.

Lalu apa tugas Welding Inspector?



Sesuai namanya, Welding Inspector atau WI bertugas untuk menginspeksi dan memastikan pekerjaan pengelasan yang dilakukan berjalan sesuai dengan WPS yang diterbitkan oleh Welding Engineer. WI bertugas di lapangan, berhubungan langsung dengan Welder sebagai orang yang melakukan pengelasan. Seorang WI harus mengawasi pengelasan mulai dari persiapan, pengerjaan, sampai setelah pengelasan selesai. Misalkan dalam sambungan las ada indikasi cacat, baik tampak secara visual maupun melalui pengujian, maka WI lah yang menentukan tindak lanjutnya, apakah cacat tersebut masih dalam batas toleransi atau sudah harus dilakukan perbaikan atau repair. Setelah pengelasan, WI mendokumentasikan proses dan hasil pengelasan dalam Welding Report yang diperiksa kembali oleh Welding Engineer.

WE dan WI sudah tampak seperti Ipin dan Upin kan? Tak terpisahkan.



Selanjutnya bagaimana profesi-profesi ini bisa kita didapatkan?

Pertama kita harus mendapatkan sertifikat pengakuan bahwa kita telah mengikuti pelatihan WE atau WI dan dinyatakan lulus dari pelatihan tersebut. Ada beberapa lembaga di Indonesia yang menyelenggarakan pelatihan-pelatihan teknik termasuk WE dan WI. Salah satu dari lembaga tersebut yang paling populer dan telah banyak menghasilkan lulusan yaitu di B4T di Bandung. Untuk lebih jelasnya mengenai persyaratan dan biaya pelatihan yang berubah dari tahun ke tahun, silahkan langsung telusuri di website B4T disini.

Baca juga: Mengenal Profesi Fitter, Ujung Tombak Konstruksi Mekanikal

Lalu mana yang lebih baik, jadi WE atau WI?

Jawabannya adalah tergantung passion kita masing-masing. Jika lebih senang bekerja dibelakang meja, merencanakan desain, menghitung, dan biasanya hanya sesekali turun ke lapangan, WE bisa jadi pilihan yang baik. Namun jika kita adalah tipe pekerja yang lebih senang berada di lapangan, maka WI adalah pilihan yang pas. Dari persyaratan, biaya, dan durasi pelatihan juga berbeda. Salah satu pertimbangan yang menarik adalah bahwa biasanya dalam satu perusahaan hanya menggunakan 1 atau 2 orang WE saja, namun membutuhkan puluhan WI di proyek lapangan. Hal ini tentu berdampak pada peluang dan persaingan mendapatkan pekerjaan ini.

Satu hal yang pasti teman-teman, baik memilih menjadi Welding Engineer ataupun menjadi Welding Inspector, keduanya menjanjikan penghasilan yang besar.

Jadi teman-teman pilih yang mana?

Saturday 7 September 2019

Hydraulic Ram Pump, Solusi Masalah Air di Pegunungan

Hydraulic Ram Pump, yang di Indonesia dikenal dengan nama pompa Hydram, adalah salah satu jenis pompa air. Seperti fungsi pompa air pada umumnya, pompa Hydram ini juga digunakan untuk memindahkan air dari suatu tempat yang rendah ke tempat yang lebih tinggi.
Bagi saya yang membuat pompa ini unik adalah: pertama, pompa ini bekerja tanpa memerlukan listrik, bahan bakar, ataupun tenaga luar lain sebagai sumber penggeraknya. Jadi secara kontinyu pompa dapat bekerja tanpa khawatir boros bahan bakar. Kedua, konstruksi pompa ini sangat sederhana dan mudah dibuat oleh siapa saja.
Di luar negeri, pompa Hydram banyak dibuat untuk alat bantu kebutuhan air rumah tangga terutama di pedesaan. Saya berpikir jika ini dimanfaatkan dengan baik di Indonesia, tentu akan sangat membantu sektor-sektor yang bermasalah dengan sumber air, misalnya pertanian dan perkebunan di daerah pegunungan yang belum tersedia fasilitas listrik. Kalaupun sudah ada listrik, biaya untuk membeli pompa listrik sekarang sangat mahal, dan tentu memberatkan para petani. Nah, pompa Hydram ini bisa menjadi solusi.

Prinsip dasar dari pompa Hydram ini sangat sederhana. Pompa memanfaatkan momentum tenaga air yang bergerak dalam debit yang besar untuk mengalirkan air ke tempat yang lebih tinggi dengan debit yang lebih kecil.

Untuk menggunakan pompa Hydram, kita harus memiliki sumber air lebih tinggi dari lokasi pompa akan dipasang. Air akan mengalir ke pompa dengan debit yang besar, dan suatu mekanisme pada pompa memungkinkan air untuk terdorong ke lokasi yang lebih tinggi tapi dengan debit air yang lebih kecil.

Konstruksi pompa Hydram banyak dijumpai di internet, gambar dibawah ini adalah salah satunya. Gambar ini saya ambil dari sini:


Mari kita pahami gambar diatas. Secara kontinyu, dari sumbernya, air mengalir kedalam pompa melalui delivery pipe, setelah melalui filter untuk mencegah sampah masuk ke pompa. Didalam pompa, air keluar melalui katup A sebagai katup buang.
 
Pada kecepatan tertentu, katup buang akan tertutup tiba-tiba. Penutupan katup buang secara tiba-tiba ini menyebabkan peningkatan tekanan secara instan di didalam ruang pompa. Dalam istilah engineering, peristiwa ini disebut water hammer. Tekanan yang tinggi ini akan mendorong dan membuka katup B sebagai katup pengantar yang berupa check valve, lalu air masuk kedalam air chamber atau ruang udara.
 
Karena terdesak oleh air, udara didalam air chamber memberikan tekanan balik yang besar terhadap air. Tekanan inilah yang memaksa air untuk keluar melalui drive pipe dan mengalir ke tempat yang lebih tinggi. Siklus ini berulang terus menerus.

Kekurangan pompa Hydram adalah ada banyak air yang terbuang. Biasanya hanya sekitar 10% saja dari jumlah air yang mengalir ke pompa yang bisa dipindahkan ke tempat yang lebih tinggi. Sisanya terbuang saat buka tutup katup untuk menciptakan water hammer.

Pompa Hydram bisa dibuat dalam berbagai ukuran. Mulai dari yang paling sederhana dengan menggunakan pipa PVC, sampai ukuran raksasa dengan pipa steel. Disesuaikan dengan kebutuhan pemakaiannya. Adapun cara membuatnya bisa ditemukan dengan mudah di artikel-artikel online.

Baca juga:  

Lalu seberapa tinggi pompa Hydram ini bisa digunakan?

Debit air dan ketinggian pemompaan tergantung pada bentuk dan besarnya pompa Hydram yang kita buat. Dalam beberapa referensi yang saya baca, pompa Hydram dapat mengangkat air setinggi 6 kali dari ketinggian sumber airnya. Jadi misalkan sumber air kita setinggi 3 meter dari pompa, maka air dapat dipindahkan setinggi 18 meter dari pompa. Untuk lebih akuratnya tentu membutuhkan perhitungan yang serius.

Menurut saya, system pompa Hydram ini harus dimanfaatkan dengan baik bukan hanya di daerah-daerah yang masih sulit dijangkau listrik, namun juga di kota-kota yang memiliki potensi air bagus. Listrik adalah buah karya perkembangan teknologi yang membanggakan, namun ketergantungan terhadap listik harus dikurangi.

Featured

[Featured][recentbylabel2]

Featured

[Featured][recentbylabel2]
Notification
Apa isi Blog ini? Catatan perjalanan, opini, dan esai ringan seputar Engineering.
Done