Mengapa Mahasiswa Teknik Harus Menonton Film 3 Idiots? - Fachrul Hidayat
News Update
Loading...

Monday 9 September 2019

Mengapa Mahasiswa Teknik Harus Menonton Film 3 Idiots?

Pernahkah kalian menonton film 3 Idiots?
Sampai hari ini, saya masih meletakkan film ini sebagai film Bollywood terbaik yang pernah saya nonton.

Via: filmibeat.com
 
3 Idiots adalah film yang kabarnya diadaptasi dari sebuah novel berjudul Five Point Someone karya penulis India, Chetan Bhagat. Film ini adalah film Bollywood yang tak biasa. Ada banyak film produksi India yang saya ‘remehkan’ sebab ceritanya itu-itu saja. Kalau tidak bergenre percintaan yang menari ditengah hujan atau berguling-guling di taman bunga, paling cerita kriminal yang petugas polisinya selalu datang terlambat naik mobil land rover tua. Haha. Pecinta Bollywood tahan emosi ya, ini pendapat pribadi. 

Sampai pada tahun 2009, Bollywood merilis film 3 Idiots, dan saya segera paham bahwa selain sanggup menghasilkan insinyur-insinyur hebat yang banyak tersebar di perusahaan-perusahaan besar dunia, India ternyata juga bisa menghasilkan film yang keren dan berbeda.

Sekedar informasi, di India ada universitas teknik bernama Indian Institute of Technology (IIT) yang konon sebanyak 25% lulusannya bekerja di Amerika. Sisanya tersebar di belahan dunia lain. Bos Google sendiri, Sundar Pichai, yang hari ini dilabeli sebagai ‘The Most Paid CEO in The World’ alias CEO dengan bayaran terbesar diseluruh penjuru dunia, adalah seorang lulusan IIT.

Kembali ke 3 Idiots, jadi pertama kali setelah saya menonton film ini, yang saya lakukan adalah mengulang kembali menonton dari awal. Sungguh film yang keren, unik, dan sarat nilai-nilai kritik.

Baca juga:  

Film ini menceritakan kisah 3 orang sahabat bernama Ranco, Raju, dan Farhan. Ranco diperankan oleh aktor kawakan India, Aamir Khan, Raju diperankan oleh Sharman Joshi, dan Farhan diperankan oleh Ranganathan Madhavan. Ranco, Raju, dan Farhan menjadi sahabat karena tinggal sekamar dalam asrama ketika mereka menjadi mahasiswa di Imperial College of Engineering (ICE). ICE sendiri dalam film ini diceritakan sebagai universitas teknik terbesar di India yang sangat populer dan lulusannya biasanya langsung bekerja di perusahaan top. Saya belum memeriksa apakah kampus ini benar ada di India atau hanya fiksi untuk kebutuhan film.


Nah, 3 Idiots ini mengangkat kisah sehari-hari ketiga sahabat yang berbeda karakter dan latar belakang tersebut selama menjadi mahasiswa teknik di ICE, baik dalam aktifitas perkuliahan sampai kehidupan keluarga mereka. Yang membuat film 3 Idiots ini istimewa bagi saya adalah bahwa film ini sanggup mengisahkan situasi dan pergulatan batin yang dihadapi para mahasiswa teknik secara gamblang dan tampak benar adanya. Dari kesulitan-kesulitan perkuliahan, kehidupan keluarga yang rumit, sampai kekonyolan khas mahasiswa yang menggelitik perut. Saya seorang mahasiswa teknik dan saya pun mengalami beberapa titik kesulitan yang dialami oleh para tokoh dalam film ini.

Via: hdnicewallpapers.com

Farhan lahir dalam keluarga berada. Sejak lahir, keluarganya sudah menginginkan ia menjadi seorang insinyur. Hal ini tak lepas dari sudut pandangan ayahnya, bahwa dengan menjadi insinyur akan menjanjikan gaji yang besar dan kehidupan yang layak. Sayangnya Farhan tumbuh besar dengan minat yang lain, ia menyukai dunia photografi. Namun demi memenuhi keinginan keluarganya, ia tetap mengambil sekolah teknik di ICE, tapi dengan setengah hati. Ia tak bahagia.

Raju berasal dari keluarga ekonomi pas-pasan, bapaknya adalah seorang tukang pos yang sakit-sakitan. Tuntutan ekonomi membuat Raju tak punya pilihan lain selain berusaha menjadi insinyur dan bekerja di perusahaan yang bagus. Ia adalah tumpuan harapan keluarganya. Sehari-hari Raju merasa tertekan. Ia khawatir tidak lulus ujian, atau tidak bisa lulus tepat waktu, sehingga akan gagal memenuhi ekspektasi keluarganya.


Ranco yang paling cerdas diantara mereka dikisahkan dari keluarga kaya raya. Ia dengan pikirannya yang out of the box, begitu tergila-gila pada dunia teknik. Kemana-mana Ranco membawa obeng, untuk membongkar dan mempelajari cara kerja peralatan mesin yang ditemuinya. Beberapa kulkas di kantin kampus pun jadi rusak parah. Saat semua mahasiswa antri setiap hari untuk mandi di kamar mandi asrama, Ranco dengan santainya mandi di taman dengan menggunakan penyiram bunga. Ia memiliki pola pikir yang begitu berbeda dengan mahasiswa kebanyakan. Akibat pikirannya yang kritis dan suka mendebat dosen, Ranco lebih sering dikeluarkan dari ruang kuliah. Dan jika sudah diusir dari satu kuliah, ia akan pindah ke ruang kuliah lain meskipun itu bukan jadwal kuliahnya. Bagi Ranco, nilai kuliah itu tidak penting. Yang perting baginya adalah belajar, dimanapun tempatnya.

Baca juga: 

Problematika hidup ketiga sahabat ini membawa mereka melewati kisah persahabatan yang hebat dan berurai air mata. Saya tak malu untuk mengakui bahwa saya selalu ikut menangis setiap menonton film ini. Itu karena saya juga punya teman-teman dekat yang konyolnya kadang bikin tepuk jidat, tapi selalu bisa saya andalkan di saat-saat sulit.


Via: filmibeat.com
 
Meskipun disuguhkan dalam bentuk drama komedi, 3 Idiots berhasil menancapkan kritik yang tajam terhadap sistem pendidikan di seluruh dunia. Bahwa pendidikan kadang hanya memacu mahasiswa untuk sekedar dapat nilai bagus dalam ujian, lulus kuliah, lalu mendapatkan pekerjaan, tanpa memperhatikan potensi lain yang sesuai dengan minat masing-masing mahasiswa. Film ini membuat kita paham bahwa sistem pendidikan yang hanya mementingkan kompetisi  akan membuat mahasiswa jadi kaku dan tidak sanggup berpikir kreatif. Metode seperti ini akan menguntungkan mereka yang pintar dalam objek pelajaran tertentu, tapi melumat habis mahasiswa lain yang bukannya tidak mampu, melainkan sebenarnya potensinya ada di tempat yang lain. Jika kita menilai kecerdasan hewan dari kelihaiannya memanjat pohon, maka selamanya ikan akan menjadi yang paling bodoh.

Baca juga:  

Sampai hari ini, meskipun sudah bukan mahasiswa lagi, saya masih sering menonton ulang film 3 Idiots. Sudah beberapa tahun sejak film ini populer, rasanya belum ada lagi film lain yang sepadan. Saya merekomendasikan film ini untuk ditonton oleh para mahasiswa, terutama mahasiswa teknik. Ini bisa membantu kita menentukan arah. Apa sebenarnya tujuan kita kuliah di jurusan kita sekarang? Apakah jurusan ini memang sudah sesuai passion dan minat kita? Ataukah kita hanya ikut-ikutan orang lain biar terlihat keren? Jangan-jangan jauh didalam sekat-sekat hati, kita mendambakan cita-cita yang lain !

Bagikan ke teman-teman anda

Tinggalkan komentar

Notification
Apa isi Blog ini? Catatan perjalanan, opini, dan esai ringan seputar Engineering.
Done