Fachrul Hidayat
News Update
Loading...

Thursday 5 September 2019

Sumber Cooling Water PLTA dari Penstock, Efektif kah?

Hydropower Plant adalah salah satu metode untuk menghasilkan energi listrik dengan memanfaatkan potensi tenaga air. Di Indonesia, metode ini lebih dikenal dengan nama Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA). PLTA mengandalkan ketinggian jatuh air (head) dan jumlah aliran air (debit) untuk menggerakkan sudu-sudu Turbin dan memutar Generator sehingga menghasilkan listrik.

Selain Turbin dan Generator sebagai komponen utama, PLTA terdiri dari beberapa sistem mekanis luar yang mendukung kinerja Turbin dan Generator. Sistem tersebut dalam PLTA dikenal dengan istilah Mechanical Balance of Plant (MBOP) Sistem. MBOP ini menyuplai kebutuhan Turbin dan Generator seperti Lubricating Oil, Cooling Water, Fire Hydrant, Oil Mist Collector, dll.


Cooling Water System atau air pendingin adalah salah satu bagian yang krusial pada PLTA. Sistem ini yang menyediakan air pendingin pada bagian-bagian Turbin dan Generator sesuai tekanan dan debit tertentu melalui jaringan pipa. Untuk mencapai kinerja Cooling Water yang efektif, salah satu hal yang perlu dipertimbangkan dalam perecanaannya adalah sumber Cooling Water itu sendiri.

Suplai Cooling Water harus tersedia pada saat Turbin PLTA beroperasi. Air tersebut bisa didapatkan dari beberapa sumber yaitu:
a.   Dialirkan dari Head Tank
b.   Dipompa dari Tailrace
c.    Diambil dari Turbin Cover
d.   Disambung dari Penstock
Tulisan ini akan mengulas salah satu sumber Cooling Water yang banyak digunakan PLTA, yaitu dari Penstock.

Sumber Cooling Water dari Penstock
Mengambil Cooling Water dari Penstock adalah metode yang paling banyak digunakan, dan ini adalah sumber Cooling Water terbaik untuk PLTA head menengah. Kita cukup menyambungkan pipa ke Penstock yang terdekat dan mengalirkan ke sistem Turbin yang membutuhkan Cooling Water


Keunggulan cara ini adalah jalur sistem perpipaan yang pendek, dan ketersediaan tekanan yang stabil. Namun untuk PLTA head menengah keatas, menggunakan cara ini harus melalui perhitungan yang baik. Umumnya tekanan Penstock lebih besar dari tekanan kebutuhan Cooling Water. Untuk itu dibutuhkan Pressure Reducing Valve (PRV). Menggunakan PRV pada head tinggi dapat menyebabkan kavitasi pada air dan memicu terjadinya korosi pada komponen tersebut, terlebih jika kandungan airnya kotor. Kavitasi juga menimbulkan bunyi dan getaran disekitar PRV yang dapat merusak komponen lain dalam sistem perpipaan. Untuk mengurangi kavitasi, beberapa cara dapat dilakukan:

a.   Memilih PRV yang sesuai dengan kondisi aliran dan dilengkapi dengan sistem anti kavitasi;
b.   Menggunakan PRV secara bertingkat pada satu jalur, agar penurunan tekanan terjadi secara perlahan-lahan;

Perlu dipertimbangkan pula kemampuan PRV untuk menahan tekanan Water Hammer Penstock yang jauh lebih besar dari tekanan normal. Dari aspek aliran dalam pipa tidak ada potensi masalah yang berarti. Hanya perlu diperhatikan bahwa kecepatan aliran didalam Pentock harus dipastikan tidak menciptakan tekanan air yang lebih rendah dari tekanan dimana outlet pipa Cooling Water ini tersambung. Tekanan yang demikian malah dapat menyebabkan aliran balik ke dalam Penstock. Pada beberapa perhitungan dan simulasi software yang saya lakukan, dengan perbandingan diameter Penstock & pipa Cooling Water yakni 4100 mm : 273 mm, maka didapatkan bahwa kecepatan aliran dalam penstock tak boleh lebih dari 15 m/s. Pada kecepatan 15 m/s tekanan air didalam Penstock akan lebih rendah dari tekanan outlet Cooling Water dan akan menyebabkan arah aliraan berubah. Kondisi seperti ini tentu sangat sulit terjadi mengingat bahwa Turbin telah menetapkan dibit air yang tertentu sehingga kecepatan aliran akan terkontrol dari bukaan Turbine Guide Vane.

Pertimbangan lain dari penggunaan cara ini yaitu bahwa air yang keluar dari penstock adalah air yang mengurangi daya Turbin, meskipun angkanya sangat kecil. Misalkan, sebuah PLTA pada head 100 m dengan daya yang dibangkitkan 100 MW, membutuhkan Cooling Water sekitar 150 l/s. Air sejumlah tersebut mengurangi daya sekitar 130 kW dari daya yang seharusnya dibangkitkan.


Beberapa PLTA yang mengambil suplai Cooling Water dari Penstock sbb:
a.   Vidraru HPP di Romania, head 290 m, flow rate 22,5 m3/s, 4x55 MW.
Cooling Water di Vidraru HPP dialirkan dari water tank yang diletakkan di lantai selevel machine hall (Groud Floor). Water tank tersebut diisi dari Tailrace melalui sistem pompa yang sekaligus menjadi suplai utama Cooling Water. Sebagai back up, water tank bisa diisi dari penstock dengan menggunakan 4 pipa paralel yang masing-masing melalui PRV. Kapasitas PRV adalah 0,1 m3/s, maksimum inlet pressure 40 bar dan outlet pressure 5,5 bar.

 Source: researchgate.net

b.    Middle Marsyangdi HPP di Nepal, 2x35 MW
Suplai Cooling Water Utama diambil langsung dari Penstock, dialirkan ke Turbin setelah melalui Heat Exchanger. Sebagai back up, suplai bisa diambil dari Turbine Draft Tube melalui 2 unit pompa.

Source: globaljournals.org

c.    PLTA Sutami, Brantas, Indonesia
Menggunakan water tank sebagai penampungan, suplai air untuk water tank diperoleh dari penstock. Tekanan inlet 9 bar dan tekanan outlet 6 bar setelah melalui PRV.

Sumber Cooling Water dari Penstock adalah cara yang paling banyak dipakai pada PLTA di seluruh dunia, terutama untuk head menengah, baik sebagai suplai utama maupun sebagai back up. Menggunakan cara ini pada head tinggi pun tidak masalah asal diperhatikan tentang pemilihan PRV yang sesuai dari aspek ukuran, kapasitas, tingkat kavitasi, serta tentunya nilai ekonomis. Sebaiknya dibuat jalur by pass yang juga dilengkapi dengan PRV agar sistem tetap dapat bekerja jika ada maintenance PRV pada jalur utama. Pemilihan sumber Cooling Water yang baik sangat menentukan performa Turbin dan Generator pada PLTA.

Friday 23 August 2019

Belajar Beternak Ayam Petelur

Akhir-akhir ini saya sedang menekuni sebuah hobi baru, beternak ayam petelur. Sejak kecil saya suka beternak. Dulu masih bocah pernah punya belasan ekor ayam kampung. Waktu kuliah punya beberapa ekor sapi. Akibat sering bergaul dengan beberapa teman yang punya usaha ayam petelur, kini saya jadi ikut tertarik pada usaha yang satu ini.

Sekarang saya masih bekerja, masih di tempat dulu di salah satu perusahaan konstruksi yang berbasis di Bogor. Akibat kesibukan pekerjaan proyek, saya jarang membuat tulisan lagi baik tentang engineering terlebih tentang trip jalan-jalan. Untuk ternak ayam petelur ini, saya mengurusi langsung ternak ayam saya hanya pada saat sedang cuti, biasa sekali dalam dua bulan. Selebihnya sehari-hari dibantu oleh keluarga di kampung. Beternak ayam petelur ini ternyata sangat menarik juga. Saya ingin membagi pengalaman beternak saya secara rutin melalui blog ini, seperti halnya tulisan lain tentang engineering ataupun jalan-jalan.

Baca juga: Uraian Modal Usaha Ayam Petelur 1000 Ekor

Saya memulai rencana saya untuk beternak ayam petelur pada awal tahun 2018 dan baru terealisasi awal tahun 2019. Jumlahnya juga tidak banyak, hanya ratusan ekor. Selain karena hobi, beternak ayam petelur juga ternyata berpotensi menjadi usaha dengan prospek yang menjanjikan serta menghasilkan keuntungan yang lumayan besar. Prediksi kasarnya, menurut hitungan saya, untuk 1000 ekor ayam bisa menghasilkan keuntungan bersih sekitar 10-18 juta perbulan.Tentu banyak faktor yang berpengaruh disini. Lokasi kandang, sumber pakan, penyakit ayam, keterampilan peternak, sampai penjualan.


Foto: Kandang ayam saya

Sudah banyak orang yang menekuni usaha ayam petelur ini, tapi tidak sedikit juga yang gagal. Bagi teman-teman yang ingin memulai usaha ternak ayam petelur, berikut ini ada beberapa keyword yang perlu dipelajari secara detail agar bisa meminimalkan peluang gagal.

1. Lokasi
Pertama kita harus melakukan riset mengenai lokasi. Tiap daerah akan memiliki prospek usaha yang berbeda. Lokasi yang baik dari sisi lingkungan adalah berada jauh dari pemukiman penduduk, karena bau dari kotoran ayam akan cukup mengganggu kenyamanan. Lokasi yang baik dari sisi bisnis adalah yang mudah dalam transportasi, murah memperoleh bahan pakan ayam, dan mahal dalam penjualan telur. 
 2. Kandang
Ada beberapa bentuk kandang yang sering digunakan para peternak ayam petelur. Ada yang menggunakan kandang model baterai, ada yang sistem umbaran. Kandang baterai bisa dibuat dari besi, plastik, kayu atau bambu, tergantung dari kesanggupan modal. Bentuk kandangnya bisa dibuat tipe W, tipe V atau tipe AA. Semua tipe ada kelebihan kekurangan masing-masing. Adapun kandang sistem umbaran tidak banyak digunakan di Indonesia, karena kurang efektif dalam pemanfaatan area kandang.
3. Pullet
Pullet adalah ayam yang siap bertelur. Pullet ini bisa diperoleh dengan dua jalan. Pertama, kita pelihara sejak kecil atau istilahnya DOC (day old chicken). Jadi kita beli DOC berumur satu hari, dirawat dan dipelihara sampai siap bertelur. Kedua, kita beli pullet yang sudah siap bertelur dari peternak lain. Masing-masing ada kelebihan kekurangannya, silahkan dipelajari.
4. Pakan
Pakan adalah makanan ayam. Pakan ayam petelur dipenuhi dari campuran jagung, dedak, dan konsentrat. Konsentrat adalah semacam komponen makanan yang sudah di formulasi sesuai kebutuhan ayam. Jagung dan dedak bisa kita peroleh dari lingkungan sekitar, atau ditanam sendiri. Sedangkan konsentrat dibuat dan dipasarkan oleh perusahaan-perusahaan peternakan. Merek konsentratnya macam-macam, variasi harga dan menyesuaikan umur ayam.
5. Vaksin
Vaksin adalah pencegah penyakit pada ayam. Perlakuan vaksin pada ayam petelur disesuaikan dengan riwayat penyakit di lokasi kandang dan umur ayam. Ada vaksin yang diteteskan ke mata, ada yang disuntikkan di sayap, ada juga yang disuntikkan di paha.

Baca juga: Penyesalan Saya Selama Kuliah

Inilah beberapa poin sebagai keyword untuk mempelajari usaha ayam petelur berdasarkan pengalaman saya sendiri. Saya akan membagikan pengalaman saya yang lain di tulisan berikutnya. Menurut saya usaha apapun pasti ada tantangan dan kesulitan. Kita tidak akan bisa menghindar. Tapi dengan mempelajari dan memahami terlebih dahulu sebelum memulai usaha, kita bisa meminimalkan kesulitan tersebut. 
Ayo sukses bersama, peternak Indonesia !


Sunday 18 August 2019

Janji untuk Anakku


Anakku, Ayah berjanji padamu.
Di hari saat kau dilahirkan, kau tak hanya akan melihat ayahmu, ibumu, atau bidan. Tapi dari kakek nenekmu, paman bibimu, sepupu-sepupumu, semua keluargamu akan memenuhi rumah kita, menyambut kedatanganmu di dunia. Bahkan kabar akan tersebar begitu cepat, sampai penduduk sekampung akan bergantian datang menemuimu.

Anakku, Ayah berjanji padamu.
Hari akikahmu tak hanya akan dihadiri teman-teman kantor ayahmu, atau teman arisan ibumu. Sejak pagi hari tetangga-tetangga kita, keluargamu dari kampung sebelah, akan datang di rumah. Mereka akan memasang tenda yang luas di depan rumah. Itu karena sore harinya, hari sakralmu ini akan dipenuhi warga sekampung yang tentu tak muat hanya di ruang rumah kita.

Anakku, Ayah berjanji padamu.
Halaman rumah kita tak akan sempit berdempet-dempetan. Meskipun rumah kita sederhana dan terbuat dari kayu, halamannya akan luas untukmu berlari-lari sepuasnya. Tapi jangan petik-petik bunga di pot, nanti Ibumu bisa marah.

Anakku, Ayah berjanji padamu.
Beranjak besar kau tak akan bermain dengan gadget. Kau bahkan tak akan tau benda apa itu. Sungai di seberang kebun kakek selalu sejuk untukmu berenang setiap hari. Dulu Ayah juga main disitu. Kau bisa membangun benteng dari pasir, atau membuat perahu dari batang pisang.



Anakku, Ayah berjanji padamu.
Di sore hari kau tak akan bermain bola di lapangan sintetis buatan, yang dibatasi waktu sesuai bayaran sewa. Lapangan di kampung kita luasnya berlebihan. Kau dan teman-temanmu akan bermain disana sepuas-puasnya sepulang sekolah. Tapi ingatlah untuk pulang sebelum adzan magrib di Masjid. Jika tidak Ibumu akan menyusulmu membawa sapu lidi.

Anakku, Ayah berjanji padamu.
Tidak akan ada motor atau jemputan bus untukmu ke sekolah. Kau harus berjalan kaki bersama teman-temanmu. Pulang sekolah juga kau tak akan bisa mampir nongkrong di Mall. Pulang segera, kita harus ke sawah membantu nenek panen padi. Biar tulang kakimu kuat, otot pundakmu kokoh.

Anakku sayang, kebanggaan keluarga.
Sebelum kau siap nak, kampung Ralleanak ini akan manjagamu dari bejatnya dunia.

Tuesday 21 May 2019

Anwar Adnan Saleh, Kebanggaan Kampung


Anwar Adnan Saleh terlahir dan tumbuh besar di Desa Ralleanak, sebuah kampung kecil di pegunungan Sulawesi Barat, yang kebetulan juga kampung halamanku. Beranjak remaja pak Anwar lalu merantau meninggalkan kampung, sekolah sampai ke kota, bekerja dan membangun usaha.

Beliau tak banyak dikenal sampai menjadi tokoh perjuangan pembentukan provinsi kami Sulawesi Barat di awal tahun 2000 an. Tahun 2006 Pak Anwar memenangkan pemilihan gubernur pertama Sulawesi Barat, dan berlanjut sampai dua periode kemudian.

Saya tak begitu tahu apa liku-liku hidup beliau, pun sebaik apa beliau memimpin provinsi kami selama dua periode, tapi beliau telah cukup untuk menjadi idola bagi masyarakat di kampung kami, Ralleanak. Melawan keterbatasan terlahir di desa terpencil, Pak Anwar mampu berjuang dan berdiri menjadi orang yang bermanfaat bagi masyarakat kami.

Semasa menjabar gubernur, beliau menggenjot pembangunan infrastruktur yang vital dan sangat terasa dampaknya bagi perekonomian masyarakat. Dari banyak fasilitas umum yang dahulu hanya jadi mimpi, kini bisa dinikmati meski tinggal jauh di pegunungan.

Saya ingat dulu perjalanan dari kampung kami ke Mamuju, ibukota provinsi, ditempuh berhari-hari, kini cukup 2 jam saja berkat jalan yang beliau rintis. Dulu bepergian ke kota Makassar hanya bisa naik bus semalaman, kini bisa dipersingkat dengan pesawat lewat bandara yang beliau bangun. Sekolah-sekolah yang dulu jauh di kota, kini mudah ditemukan di pelosok-pelosok desa.

Ada juga orang yang tidak menyukai sepak terjang beliau, terlebih lawan-lawan politiknya. Tapi bagi kami di Ralleanak, pak Anwar adalah kebanggaan kampung.

Pak Anwar adalah inspirasi menuntut ilmu bagi anak-anak muda kami, bahwa meskipun dengan segala keterbatasan tinggal di desa, kami juga bisa maju. Beliau memberi contoh kecintaan kampung halaman yang mendalam, bahwa sejauh apapun mengejar hidup, kampung halaman adalah tempat pulang mengabdi. Beliau adalah panutan kami. Tak ada seorangpun orang tua di Ralleanak yang tak ingin anaknya bisa seperti pak Anwar.

Entah perlu berapa generasi lagi bagi kampung kami untuk bisa melahirkan sosok seperti beliau.

Saturday 16 March 2019

Sepuluh Ribu Gerbang di Fushimi Inari Kyoto Jepang


Fushimi Inari adalah sebuah kuil tua yang terkenal di kawasan gunung Inari, Kyoto, Jepang. Kuil yang didirikan pada tahun 711 ini adalah tempat suci tertua dan paling bersejarah di kota Kyoto. Namun bagi wisatawan, kawasan kuil ini lebih terkenal dengan ribuan gerbang berwarna merah delima yang memagari jalan setapak dibelakang bangunan kuil. Sedemikian populernya, gerbang-gerbang ini telah menjadi ikon wisata kota Kyoto bahkan juga bagi Jepang.

Saya berkesempatan melancong ke kuil yang bernama lengkap Fushimi Inari Taisha ini pada Maret 2019. Dari Kota Osaka saya bertolak ke stasiun Kyoto dengan kereta cepat andalan Jepang, Shinkansen. Lalu dari stasiun Kyoto mengambil kereta JR jurusan stasiun Nara dan turun di stasiun Inari. Begitu keluar dari stasiun Inari, saya sudah tepat berada di seberang pintu masuk kawasan Fushimi Inari. Cukup dengan menyeberang jalan saja dan berjalan kaki sekitar semenit, saya sudah berada didalam kawasan kuil.



Romon Gate dan Patung Rubah di Fushimi Inari


Memasuki kawasan Fushimi Inari, sambutan pertama yang menarik perhatian pengunjung adalah sebuah gerbang besar bernama Romon Gate di jalur masuk pekarangan kuil. Seluruh bangunan yang terdapat di kawasan ini didominasi warna mencolok, seperti merah delima, atau merah perpaduan orange. Di beberapa sisi pekarangan terdapat patung rubah dan banyak pengunjung bergantian berfoto berlatar patung rubah ini.

Mengapa banyak pengunjung berfoto di patung rubah meskipun bagi saya tidak begitu menarik?

Asal muasal kepercayaan patung rubah ini terdapat banyak versi namun yang paling dominan diketahui yaitu bahwa Fushimi Inari adalah kuil yang dibangun untuk Inari, sang dewa padi dalam kepercayaan Shinto, dan rubah adalah hewan pembawa pesan dewa Inari. Maka jika suatu saat anda berkunjung ke Fushimi Inari, jangan lewatkan berfoto di salah satu patung rubah ya.


Selanjutnya pengunjung bisa menikmati bangunan kuil khas Jepang yang jumlahnya ada banyak, selain kuil Honden sebagai bangunan utama. Saya lihat beberapa pengunjung memberi hormat dan berdoa di kuil Honden ini sambil memberi semacam persembahan.


Sepuluh Ribu Gerbang di Fushimi Inari


Dibelakang bangunan kuil terdapat jalan setapak yang tampaknya mengarah keatas, kearah puncak gunung Inari. Uniknya jalan setapak ini dipagari dengan gerbang dengan ukuran bermacam-macam namun tersusun sangat rapi. Gerbang-gerbang ini mengangkangi jalan setapak dengan warna yang tak kalah mencoloknya dengan bangunan kuil.

Saya penasaran, dari mana inspirasi membuat gerbang sebanyak ini? Menurut beberapa referensi, jumlahnya ada lebih dari sepuluh ribu gerbang.


gerbang fushimi inari kyoto


Konon gerbang-gerbang yang terdapat di Fushimi Inari ini adalah sumbangan. Romon Gate, gerbang yang paling besar di pintu masuk, adalah sumbangan dari Toyotomi Hideyoshi, pejuang legendaris Jepang. Gerbang dibelakang kuil yang jumlahnya ribuan tadi, disumbangkan oleh para penganut ajaran Shinto pada zaman dahulu.

Gerbang-gerbang yang di Jepang disebut Senbon Torii, yang berarti deretan seribu torii, inilah ikon yang paling populer di Fushimi Inari dan juga telah menjadi ikon kota Kyoto.


gerbang fushimi inari kyoto

Untuk menjelajahi jalan-jalan setapak di Fushimi Inari melalui Senbon Torii mungkin membutuhkan waktu yang lama, naik ke puncak dan turun kembali. Barangkali sekitar 2-4 jam, tentunya tergantung kecepatan masing-masing pengunjung berjalan kaki. Jika berhasil sampai ke puncak gunung Inari, pengunjung akan disuguhkan pemandangan kota Kyoto dari ketinggian. Namun tidak begitu banyak pengunjung yang sampai keatas, kebanyakan hanya berputar-putar dibawah sembari berfoto-foto ria. Saya sendiri tak tembus sampai di puncak sebab pengunjung pada hari itu terlampau ramai sehingga agak sesak melewati Senbon Tori.


Souvenir dan Kuliner di Fushimi Inari


Didalam kawasan Fushimi Inari terdapat pula toko souvenir. Pengunjung bisa membeli gantungan kunci, keramik, ataupun kaos khas Jepang yang unik di toko-toko yang berjejer di tepi jalan. Di jalan setapak arah keluar dari kawasan dipenuhi jajanan kuliner kaki lima khas Jepang yang ramai sekali diserbu pengunjung.


Fushimi Inari adalah salah satu destinasi wisata yang wajib dikunjungi di Jepang, khususnya di kota Kyoto. Kawasan kuil tua dengan sejarah mendalam bersamanya. Sepuluh ribu gerbang ikonik yang berbaris kokoh dibelakang kuil adalah jaminan keunikan wisata yang tak mudah ditemui di belahan dunia lain. Tak sah rasanya ke Kyoto kalau tak berfoto didalam gerbang Senbon Torii Fushimi Inari.

Lalu berapa biaya masuk?

Gratis sodara-sodara. Pengunjung tak perlu merogoh kocek untuk membayar tiket masuk. Jadwal bukanya pun setiap hari, tak ada jadwal buka tutup tertentu. Silahkan mengatur waktu dengan leluasa dan berkunjung sepuasnya di kawasan kuil andalan kota Kyoto, Fushimi Inari.

Sumber gambar: japan-guide.com

Friday 8 March 2019

Onigiri, Segitiga Penyelamat Pelancong Muslim di Jepang

Salah satu tantangan yang mesti dihadapi para traveler muslim adalah memilih makanan. Saat kita berada di wilayah yang mayoritas muslim, ini mungkin tak terlalu menjadi kendala. Tapi saat kita di daerah dengan penduduk muslim yang sedikit, tentu ini menjadi sangat krusial.

Hal ini menjadi tantangan yang akan sering ditemui jika bepergian ke luar negeri, mengingat populasi muslim hanya 24% dari penghuni planet ini. Artinya banyak negara, terutama negara-negara Eropa, Amerika, dan beberapa negara Asia, yang mayoritas penduduknya beragama selain muslim, dan tentu saja berhubungan langsung dengan ketersediaan makanan yang muslim friendly di negara tersebut.

Jepang adalah salah satu negara yang menjadi destinasi wisata favorit di kawasan Asia dengan populasi penduduk muslim yang sangat sedikit. Di negeri Sakura ini, menemukan restoran yang menjual makanan muslim tidaklah mudah. Kalaupun ada, hanya ada di kota-kota tertentu yang mungkin sulit dijangkau dengan cepat.

Baca juga: Perjalanan ke Jepang, Hajimemashite Osaka!

Bagi teman-teman yang sedang di Jepang dan sulit menemukan makanan yang sesuai, ingatlah nama ini: Onigiri !
Inilah makanan yang menyelamatkan saya selama berada di Jepang. Hehe

Onigiri, Makanan Jepang, Halal Jepang

Onigiri adalah sejenis makanan berupa nasi kepal yang dibungkus dengan rumput laut. Selain rasanya yang enak dan berasa seperti makan nasi Indonesia, makanan ini bagi saya unik. Onigiri yang paling popular berbentuk segitiga, lalu ada yang kotak, ada juga yang bulat memanjang. 

Panganan ini tersedia dengan isian yang beragam, jadi dapat dipilih sesuai selera. Ada isian ikan Tuna, Salmon, Rumput Laut, Seaweed, Telur, daging Sapi, dll. Yang paling unik adalah cara membukanya yang tidak boleh sembarangan. Jika salah membuka akan jadi rempong dan blepotan di tangan, padahal seharusnya cukup mudah. Adapun petunjuk membukanya dijelaskan step by step di plastik pembungkusnya. Kita hanya perlu membaca dengan sabar dan jangan terburu-buru.
 Onigiri, Makanan Jepang, Halal Jepang

Onigiri mudah sekali ditemukan di Jepang. Setiap minimarket yang terdapat di hampir setiap sudut jalan di Jepang, menjual Onigiri. Soal harga pun makanan ini sangat bersahabat, apalagi buat pelancong dengan kantong tipis seperti saya. Satu bungkus Onigiri dijual bervariasi, tergantung isiannya apa. Dari 102 Yen sampai paling mahal 130 Yen. Kalau dikonversi ke rupiah dengan kurs waktu saat ini, paling mahal hanya sekitar Rp. 16.640. Untuk hidup di Jepang, itu sudah cukup murah.
 Onigiri, Makanan Jepang, Halal Jepang

Baca juga: Mengapa Mahasiswa Teknik Harus Menonton 3 Idiots?

Kabar buruknya teman-teman, Onigiri ini bentuknya imut, mungil, nan kecil. Kalau di Indonesia mungkin setara dengan Nasi Kucing di Jogja. Bisa jadi bagi beberapa orang, termasuk saya, tidak akan kenyang jika hanya menghabiskan satu. Mungkin perlu dua atau tiga bungkus. Atau bisa 4 bungkus. Tentunya tergantung kapasitas perut masing-masing.

Demikianlah. Selamat melancong ke Jepang teman-teman. Jika kepepet, jangan lupakan Onigiri.

Sunday 3 March 2019

Perjalanan ke Jepang - Hajimemashite, Osaka !

''Penerbangan ke Hongkong menguatkan syukur betapa teratur hidup seorang muslim. Bahkan untuk makan didalam pesawat saja tak boleh sembarangan. Alhamdulillah !


Besok saya akan terbang ke Jepang, tepatnya ke kota Osaka. Bukan untuk liburan melainkan untuk urusan pekerjaan. Beberapa menit yang lalu saya tiba di bandara Soekarno - Hatta, Cengkareng, setelah menempuh penerbangan 2 jam dari Makassar. Sehari sebelumnya saya berangkat dari lokasi proyek perusahaan tempat saya bekerja di Poso, Sulawesi Tengah, menuju Makassar.

Baca juga:  
Saya seharusnya menginap malam ini di mes kantor pusat kami di daerah Cileungsi, Bogor. Namun setelah melihat jadwal penerbangan untuk besok maka saya pikir sebaiknya saya tidak mampir ke Cileungsi lagi. Di tiket yang disiapkan kantor saya lihat besok boarding 07.40 pagi. Waktu tempuh Cileungsi - bandara Soetta sekitar 2 jam. Kalau macet bisa 4 jam. Misalnya saya besok berangkat dari Cileungsi dinihari pun, pasti rempong dan terburu-buru.

Siang ini saya sudah dalam shuttle bus menuju salah satu hotel di dekat bandara Soetta. Motor berhimpit-himpitan disekitar bus, kemacetan khas ibukota yang saya nikmati dari jendela kaca. Dalam beberapa menit saja bus sudah masuk pelataran hotel. Saya turun dan check in di meja resepsionis, sekaligus mendaftar untuk diantar lagi besok jam 4 dinihari ke bandara. Biar aman tak lupa saya meminta dibangunkan satu jam sebelum jam 4. All clear, saya masuk ke kamar untuk beristirahat.

Singkat kisah, pukul 07.20 WIB keesokan harinya saya sudah di ruang tunggu terminal keberangkatan internasional bandara Soetta, setelah melalui berlapis-lapis pemeriksaan. Pemeriksaan di bagian imigrasi lumayan lama, antrian panjang sekitar 15 meter. Terlebih saya yang ke luar negeri untuk urusan kerja, mesti melampirkan dokumen-dokumen tertentu. Saya tunjukkan invitation letter atau undangan berkunjung dari perusahaan yang akan saya tuju di Jepang, isinya tulisan huruf kanji Jepang semuanya. Petugas imigrasi tidak tahu artinya. Saya juga tidak tahu. Haha. Untungnya saya ke bandara jauh sebelum jam keberangkatan, jadi saya santai saja dan tak khawatir ketinggalan pesawat.

Ini penerbangan ke luar negeri pertama saya, tapi rasanya tak canggung sedikitpun, biasa saja. Pesawat yang akan saya tumpangi sudah tampak dibalik kaca, tapi belum ada panggilan boarding. Rute penerbangan ini adalah menuju Hongkong dulu, transit dan pindah pesawat, lalu lanjut ke Osaka sore nanti. 

Di ruang tunggu saya mengisi waktu dengan video call ke istri tercinta yang ditinggal di Makassar. Berulang-ulang istri mengingatkan agar jaket disiapkan biar bisa langsung dipakai setiba di Osaka, mengingat disana lagi musim dingin alias winter. Sedingin apakah? Di pos 9 pendakian gunung Bawakaraeng kalau sudah 10 derajat celcius saya tak akan mau keluar dari sleeping bag.

Baca juga: 
Beberapa saat kemudian, panggilan boarding terdengar dalam bahasa Inggris. Agak aneh juga, kita masih di Indonesia tapi pengumuman sudah berbahasa Inggris. Mungkin karena ini penerbangan ke Hongkong, dan saya lihat sebagian besar penumpang adalah bukan orang Indonesia. Saya ikut naik ke pesawat belakangan, mengikuti panggilan boarding yang diurut berdasarkan nomor seat.

Di dalam pesawat, beberapa saat sebelum lepas landas, seorang pramugari menghampiri saya.

''46A. Am I talking to Mr. Hidayat?"
"Ya, I am.
"Noted for moslem meal, right?''
''Yes, thank you!''

Jadi pemesanan makanan yang muslim friendly ini sudah dilakukan sebelumnya saat pembelian tiket. Didalam pesawat dipastikan lagi oleh para pramugari, sehingga saat penyajian makanan nanti, meskipun minoritas, penumpang yang muslim tetap mendapatkan makanan yang sesuai. Layanan seperti ini setahu saya tersedia di semua penerbangan Internasional.

Penerbangan ke Hongkong cukup lancar, hanya digoyang hujan saat take off di bandara Soetta. Beberapa saat setelah pesawat mengudara, saat sedang  menikmati film-film yang disediakan di layar mini disepan seat, pramugari datang membawa makanan untuk saya, lebih dahulu dari makanan untuk penumpang lain di pesawat. Berhubung sudah lapar, maka saya langsung makan duluan saja.

Jepang adalah negara idola saya. Bagaimana tidak jadi idola, negara ini bisa melenggang ke papan atas ekonomi dunia meskipun hampir tidak memiliki sumber daya alam. Sumber energi fossil terutama minyak bumi dan gas alam sangat tipis jumlahnya disana. Selepas perang dunia ke II yang menghancurkan kota-kota besar, Jepang maju dengan menggenjot industri manufaktur. Mereka membeli bahan baku dari negara lain, mengolahnya menjadi barang jadi, lalu menjual kembali dengan harga yang mahal.

Jepang dilalui 4 musim pertahun, menjadikan negara ini salah satu destinasi wisata favorit di Asia. Di musim semi, hamparan bunga sakura di Jepang adalah spot berfoto yang sangat diburu wisatawan. Ah rasanya tak sabar segera tiba di Osaka.

Baca juga:  
Pramugari berlalu lalang menawarkan ice cream ke penumpang. Saya penasaran juga mau mencicipi.

''Excuse me, may I have one?"
Pramugari tersenyum kecut.
"I am so sorry, Sir. This is not moslem food."
"Ohh, I see. Thank."  

Gagal saya makan ice cream.

Penerbangan 4 jam ke Hongkong menguatkan syukur betapa teratur hidup seorang muslim. Untuk makan di pesawat saja tidak boleh sembarangan. Alhamdulilah.

Saya transit beberapa jam di Hongkong. Bandara Hongkong adalah bandara terluas dan tersibuk yang pernah saya lihat accross my life, ala Vicky Prasetyo. Manusia dimana-mana berjalan cepat kesana kemari, ada yang sambil berlarian. Petugas-petugas bandara sambil berteriak mengarahkan orang-orang. Saya berpikir ini orang semua mau kemana kah? Keluar logat Makassar. Hhe

Penerbangan lanjutan saya ke Osaka kebagian gate nomer 503. Berarti kan gate di bandara ini ada ratusan jumlahnya. Untuk sampai di gate tujuan, saya naik kereta listrik sekitar 3 menit. Sesampai di ruang tunggu saya mencari keran air minum karena sudah kehausan berhimpitan di kereta.

Buat yang belum tahu, di beberapa bandara besar negara tertentu, termasuk Hongkong dan Jepang, tersedia keran air minum gratis. Keran air ini aman dan sudah lulus pedoman WHO (World Healt Organization). Jadi kita tinggal siapkan saja botol air minum dan isi ulang di keran tersebut. Di Indonesia juga sudah ada, tapi kalau tidak salah baru di bandara Soetta, itupun di terminal tertentu.  Sambil menunggu boarding tak lupa saya telpon istri, dan kembali diingatkan soal jaket. Hehe

Baca juga:  
Penerbangan dari Hongkong ke Osaka dengan maskapai yang sama berjalan lancar jaya. Selama mengudara sekitar 4 sampai 5 jam saya habiskan menonton film. Tentu saja saya tak minta ice cream lagi ke pramugari.

Sekitar pukul 9 malam waktu setempat pesawat mendarat di bandara Kansai, kota Osaka. Saya bergegas keluar, dan langsung menuju gerbang pemeriksaan imigrasi. Di gerbang imigrasi ini saya kembali menunjukkan dokumen perjalanan. Petugas imigrasi tampak penuh curiga melihat gambar-gambar mesin di dokumen yang saya tunjukkan. Mungkin disangka saya hendak menjual mesin pemusnah massal. Saya akan menceritakan pekerjaan saya di Jepang nanti pada tulisan yang lain. 

Tidak puas di gerbang imigrasi saya lalu diantar ke ruangan lain, ruangan khusus yang tampaknya fungsinya untuk introgasi lebih detail. Beberapa orang duduk berhadapan di meja yang terpisah-pisah. Pada petugas yang lain disana saya kembali menjelaskan tujuan saya datang ke Jepang. Agak ribet karena bahasa inggris saya pas-pasan, dan bahasa inggris petugasnya lebih parah lagi. Kami beberapa kali membuka bantuan translate online. Hehe. Namun saya terkesan dengan kesabaran, keramahan, dan tutur kata yang halus dari para petugas ini. Berulang-ulang saya mendengar kata Arigato begitu lancar terucap dari kalimat-kalimat mereka.

Setelah dinyatakan lulus berkas dan lulus wawancara saya diizinkan keluar dari bandara, dan diantar sampai pintu keluar. Tak lupa saya mampir mengambil koper saya di bagian baggage claim. Dipintu kedatangan, saya sudah ditunggu seorang perwakilan dari perusahaan yang saya tuju.

"Hajimemashite, Fachrul san. Welcome to Japan!"

Dia menyapa saya dengan ramah sambil membungkuk. Tambahan 'san' dibelakang nama dalam bahasa Jepang adalah sapaan untuk menunjukkan sikap sopan dan hormat. Saya balas membungkuk juga tapi sepertinya saya terlalu bungkuk. Hehe. Agak lucu rasanya tapi saya sangat terkesan. Setelah basa-basi sedikit saya siap diantar ke hotel tempat saya akan menginap.

Baca juga: 
Begitu keluar dari pintu utama bandara Kansai, kota Osaka menyapa saya dengan suhu yang sangat dingin. Menembus ari-ari kulit rasanya. Saya perkirakan sama dinginnya dengan suhu pos 9 gunung Bawakaraeng. Untung saya sudah siap dengan jaket tebal dan syal yang dibekali istri. Hehe. Tapi tidak ada kaos tangan, jadi masih menggigil.

''Is it still winter now?''
Saya tanya ke orang yang jemput.
''Yes, Sir. It's peak of winter. Two more weeks the spring might be coming".

Sekitar dua minggu lagi musim semi gaesss. Semoga masih sempat berfoto dengan bunga sakura yang mekar. Hehe. Sepanjang jalan ke hotel saya mengagumi setiap sisi kota yang unik. Orang-orang mengemudi dengan kecepatan tinggi di jalan lengang yang luas nan bersih. Saya minta ke supir untuk mematikan penghangat mobil. Saya ingin menikmati dinginnya winter.

Hajimemashite, Osaka !

Sunday 14 January 2018

Sejuknya Taman Anggrek Bancea

taman anggrek bancea poso

Taman Anggrek Bancea adalah taman wisata alam yang terletak di pesisir danau Poso, tepatnya di Desa Bancea, Kecamatan Pamona Barat, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Menurut penuturan beberapa warga Poso, taman ini adalah wisata andalan kabupaten Poso di penghujung tahun 90an. Ditumbuhi ribuan jenis tanaman anggrek, termasuk anggrek hitam dan anggrek bulan yang adalah dua jenis tanaman langka, taman anggrek Bancea pernah menarik banyak pengunjung. Sayangnya, entah akibat pengeloaan yang kurang baik atau lokasi yang jauh dari pemukiman, Taman Anggrek Bancea kini sepi pengunjung, bahkan bisa dikatakan terbengkalai.

Baca juga: Pendakian Gunung Semeru - Malang dan Ranupani

taman anggrek bancea poso

Akses ke lokasi taman anggrek Bancea bisa ditempuh via darat dengan mobil atau motor dan juga bisa dengan transportasi air melalui danau Poso. Taman ini berjarak sekitar 50 km dari Tentena, kota di sisi utara danau Poso dan 25 km dari Pendolo di sisi selatan danau Poso. 

Setiba di kawasan taman anggrek Bancea, pengunjung akan disambut papan sambutan disertai tata tertib pengunjung yang terpajang di sisi jalan, bersebelahan dengan bangunan pos pembelian tiket yang kini sudah kosong. Selanjutnya lalu memasuki taman melalui penurunan dengan tangga beton yang terjal untuk sampai di sisi bawah taman yang berdampingan dengan tepi danau Poso.


taman anggrek bancea poso

Meskipun kini tak terurus dengan baik lagi, taman anggrek Bancea tetap saja adalah alam warisan Tuhan yang punya kekuatannya sendiri. Datanglah ke tempat ini kapan saja. Keseimbangan alam selalu bekerja dan menciptakan suasana hutan yang sejuk nan meneduhkan hati yang akan membuat anda betah berlama-lama berada di kawasan ini.

Lalu jika tanaman anggrek sudah tak terawat dan jumlahnya tak sebanyak dahulu lagi, kini apa saja yang bisa dilakukan di taman anggrek Bancea?

Baca juga: Camping di Padamarari, Selayang Pandang Danau Poso

Camping di Tepi Danau Poso


Taman anggrek Bancea adalah lokasi berkemah yang sangat nyaman. Pada sisi taman yang berdampingan langsung dengan danau Poso, terdapat tempat rata yang luas dan bisa dijadikan camping ground. 

taman anggrek bancea poso

Bagi anda yang senang berkemah, taman ini bisa jadi pilihan yang tepat. Terlebih bila anda menyukai lokasi berkemah yang sunyi dan sejuk. Pepohonan rindang di sekeliling camping ground serta teduhnya air danau Poso disebelahnya akan membantu anda menikmati aroma berkemah yang sesungguhnya.

Baca juga: Sepuluh Ribu Gerbang di Fushimi Inari Kyoto, Jepang

Jikapun anda tak ingin berkemah tapi anda butuh tempat untuk beristirahat, di taman anggrek Bancea terdapat bangunan yang bisa anda jadikan tempat mampir dan beristirahat di terasnya. Lokasinya pun tak jauh dari tepi danau Poso.

taman anggrek bancea poso



Berenang dan Bermain Pasir


Bercerita wisata yang berhubungan dengan danau Poso tentu tak afdal rasanya kalau tidak berenang. Siapa yang tidak senang berenang di air tawar jernih dengan pasir yang bersih? Di taman anggrek Bancea anda bisa merasakan sensasi berenang di sisi danau Poso yang sunyi. Tak akan banyak orang berlalu lalang ataupun perahu bising berseliweran. Mungkin rasanya seperti berenang di sebuah pulau milik sendiri.

taman anggrek bancea poso

taman anggrek bancea poso

Di taman ini anda bisa berenang ataupun berendam sepuasnya sambil sesekali bermain pasir bersama rekan pun keluarga. Disalah satu sisi taman terdapat tiang-tiang kayu bekas dermaga yang bisa jadi pegangan anda jika lelah berenang. Jika beruntung, ikan-ikan kecil habibat asli danau Poso yang ramah akan mendampingi anda berenang.


Demikianlah wisata alam taman anggrek Bancea kini. Meskipun sudah tidak ramai pengunjung, namun tetap saja kawasan ini adalah salah satu alternatif wisata Kabupaten Poso, terutama di wilayah sekitar danau Poso.  Kesejukan alamnya yang terjaga serta suasana sunyi jauh dari hiruk pikuk keramaian menjadikan lokasi ini sangat pas bagi anda yang ingin 'bersembunyi' dari penatnya aktivitas sehari-hari.

Featured

[Featured][recentbylabel2]

Featured

[Featured][recentbylabel2]
Notification
Apa isi Blog ini? Catatan perjalanan, opini, dan esai ringan seputar Engineering.
Done