Fachrul Hidayat
News Update
Loading...

Sunday 15 September 2019

Camping di Padamarari, Selayang Pandang Danau Poso

Selepas melalui tahun-tahun berdarah akibat konflik panjang, Kabupaten Poso kini menapak langkah demi langkah untuk bergerak sebagai daerah yang siap berkembang. Saya sudah bolak-balik datang di daerah ini selama 5 tahun terakhir untuk keperluan pekerjaan, dan tanpa keraguan sedikitpun saya sepakat bahwa Poso bisa mengejar ketertinggalan, bahkan melesat lebih maju dari daerah lain. Selain posisinya yang secara geografis cukup menguntungkan berada di tengah-tengah pesisir laut sebelah timur pulau Sulawesi, Poso dianugerahi kemewahan warisan alam yang siap menjadi salah satu sumbu penggerak ekonomi. 

Danau Poso, yang terletak di kota Tentena, adalah salah satu cagar alam kebanggaan Kabupaten Poso. Selain kini dikembangkan sebagai pembangkit energi listrik, danau Poso juga menawarkan pemandangan alam yang menawan hati. Cobalah anda datang di danau Poso.  Berenang di airnya yang jernih, atau makan ikan Mujair di warung-warung yang tersedia tak jauh dari danau. Anda tak akan butuh waktu lama untuk menyukai tempat ini.

Baca juga: Teknik Berburu Babi Hutan

Pada weekend kali ini, saya bersama beberapa teman hendak mengunjungi Padamarari, salah satu bukit di pinggir danau Poso yang hits dan terkenal di Poso. Di Padamarari, pemandangan danau Poso akan tampak maksimal, sebab kita berada di tempat yang tinggi sehingga danau Poso terlihat seluas-luasnya. Saya sendiri, ini akan menjadi kali ke empat saya ke Padamarari. Nah kali ini, biar puas dan bisa menyambut pagi di Padamarari, yang biasanya sangat indah, kami putuskan ber camping ria saja disana, nginap selama semalam. Oke go !

Dari Tentena, rombongan kami berangkat naik motoran saja. Sekitar pukul 17.20 sore kami meninggalkan Tentena setelah sebelumnya mampir belanja keperluan camping di salah satu toko. Dari Tentena ini, pemandangan danau Poso di sisi kiri jalan sudah nampak. Kami beriringan melaju santai melalui desa demi desa di pinggiran danau. Menjelang magrib, kami mampir di sebuah mushola di Siuri, salah satu tempat di pinggir danau Poso. 

Danau Poso airnya tenang, namun angin yang dihempaskan dari tengah danau lumayan kencang. Cukup membuat kedinginan sepanjang jalan, meskipun sudah dibalut jaket. Selepas menunaikan sholat Magrib, kami lanjutkan perjalanan. Jalan-jalan berlubang mulai terasa, namun kami begitu gesit meliuk-liuk menghindari lubang-lubang tersebut. Jika anda berencana datang ke Padamarari dan naik motor, apalagi saat malam begini, pastikan motor anda dalam kondisi prima. Sebab jika ada kerusakan dijalan, tampaknya akan sulit mendapatkan bengkel.

Baca juga: Sejuknya Taman Anggrek Bancea

Sekitar pukul 19.30 kami tiba di punggungan bukit Padamarari. Kami memarkir motor-motor kami berjejer di sebuah pondok kosong di sisi kanan jalan, lalu bersiap berjalan kaki ketas bukit. Headlamp yang sudah disiapkan di kantong tas, dalam sekejap saja sudah menempel di kepala.

Di atas bukit Padamarari, setelah berjalan menanjak hanya sekitar 5 menit, kami memilih-milih tempat untuk memasang tenda. Sebenarnya makin tinggi keatas, pemandangan esok harinya akan lebih bagus. Namun untuk menghindari serbuan angin, kami memilih memasang tenda di tengah-tengah saja, tak perlu diatas puncak. 

Dalam beberapa menit kemudian dua buah tenda sudah berdiri, laksana hotel bintang 5 untuk kami menginap malam ini. Alhamdulilah.

Malam di Padamarari sunyi nan sejuk. Hanya ada suara-suara jangkrik bersahutan. Kami melewatkan malam dengan macam-macam cerita lepas sembari mempersiapkan dan menyantap makan malam. Malam ini bulan memantulkan sinar terang, tampaknya sedang purnama. Entah pukul berapa kami terlelap di dalam tenda-tenda.

Baca juga: Pendakian Gunung Semeru - Malang dan Ranupani

Esok harinya, terbangun pukul 5 pagi kami disuguhkan pemandangan alam bak lukisan yang mengharu biru hati. Saya mengabadikan beberapa melalui kamera handphone. Memang Poso ini sangat keren le !

Padamarari Danau Poso

Padamarari Danau Poso


Padamarari Danau Poso

Padamarari Danau Poso


Padamarari Danau Poso

Beberapa jam berikutnya kami hanya berfoto-foto sahaja, berganti-gantian. Sesekali sambil menyeduh teh, kopi, atau menikmati cemilan yang kami bawa. Menjelang pukul 10 siang kami berkemas pulang kembali ke Tentena.

Fachrul Hidayat Blog

Sudah keren belum borr? Hehe

Baca juga: Trip ke Pulau Togean - Kapal Ampana ke Kadidiri

Untuk anda yang berkunjung ke Poso, sempatkanlah mengunjungi Padamarari. Kalau tak bisa menginap, datanglah subuh-subuh atau sore menjelang petang. Pada waktu-waktu itu, pemandangan disana menurut saya paling bagus. Di Padamarari ini, danau Poso yang luasnya 512 kilometer persegi rasanya bisa dipandang dari ujung ke ujung. Danau yang teduh. Sebuah mahakarya alam yang Tuhan anugerahkan untuk tanah Poso.

Friday 13 September 2019

Firli: Saya Sedih Melihat Banyak Orang Ditahan karena OTT KPK


Kisah pemilihan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), yang tiap petang sepulang kantor saya nonton di TV, mencapai klimaks. Inspektur Jenderal Polisi Firli Bahuri yang sebelumnya menjadi satu dari lima pimpinan yang dipilih Komisi III DPR dan disetujui oleh Presiden Jokowi, didapuk menjadi ketua lembaga negara andalan saya itu.

Bapak Polisi Firli ini selama karirnya yang mentereng di Kepolisian, beberapa kali masuk dalam catatan KPK akibat gerak geriknya yang dianggap tak biasa. Saat namanya muncul di daftar calon pimpinan KPK, beberapa pihak menyuarakan penolakan. Mulai dari LSM dan pegiat antikorupsi bahkan sampai elemen pegawai KPK itu sendiri. Para pegawai KPK tampaknya tak rela jika dipimpin oleh Bapak Polisi Firli.
 

Namun penolakan-penolakan itu tak cukup menghalangi takdir. Bapak Polisi Firli melenggang mulus melalui berbagai tahapan yang dilaksanakan oleh panitia seleksi pimpinan KPK. Puncaknya, tadi malam melalui TV saya saksikan beliau ditetapkan menjadi Ketua KPK, menjadi orang yang memegang tampuk pengambilan keputusan tertinggi di lembaga pemberantasan korupsi negara ini.

Baca juga: Inilah Habibie Factor, Penemuan BJ Habibie yang Mengubah Dunia

Selain kabar betapa kontroversialnya beliau ini yang banyak dimuat di media online, saya tertarik dengan sebuah jawaban Bapak Polisi Firli menyoroti banyaknya pejabat yang tertangkap karena Operasi Tangkap Tangan (OTT) yang kerap dilakukan KPK selama ini. Jawaban ini beliau sampaikan saat mengikuti uji kelayakan dan kepatutan calon pimpinan KPK di kantor Komisi III, DPR:


"Kita tahu, Pak, banyak orang ditahan, Pak, karena OTT. Mohon maaf, karena OTT, banyak sekali. Saya sedih, Pak, melihatnya, Pak. Berarti ada sesuatu yang harus kita kerjakan."


Saya setuju dengan pandangan Bapak Polisi Firli bahwa tujuan penegakan hukum terhadap pemberantasan korupsi tidak hanya untuk menghukum seseorang, atau memasukkan seseorang kedalam penjara, melainkan yang paling penting adalah bagaimana kita bisa mengurangi kerugian negara akibat korupsi. Dengan cara pencegahan yang baik, maka tak perlu lagi ada orang yang disergap melalui OTT.


Saya setuju. Saya juga sedih banyak orang tertangkap OTT. Hanya saja, jika nanti tidak ada lagi OTT yang dilakukan KPK, saya berharap itu benar-benar karena sudah tidak ada lagi korupsi. Bukan karena Bapak Polisi Firli dan jajarannya di KPK tidak tahu menahu. Atau pura-pura tidak tahu.

Uraian Modal Usaha Ayam Petelur 1000 Ekor

modal kandang ayam petelur 1000 ekor
Usaha ayam ras petelur belakangan ini menjadi salah satu usaha yang menjanjikan untuk dikerjakan terutama di pedesaan, dan tak menutup kemungkinan juga di kawasan perkotaan. Hal ini tak lepas dari semakin tingginya permintaan telur di pasaran. Telur ayam ras memiliki kandungan nutrisi dan protein yang tinggi. Selain sebagai lauk pauk, telur juga menjadi bahan baku untuk membuat makanan olahan lain. Disamping itu kemudahan pengolahan telur membuatnya menjadi pilihan bahan makanan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

Baca juga:  
Ada banyak faktor yang membuat usaha ayam ras petelur usaha ini tergolong sangat memungkinkan untuk dijadikan sumber penghasilan. Selain karena potensi keuntungan yang besar, usaha ini bisa dikerjakan oleh siapa saja tanpa perlu keahlian khusus. Namun menggeluti usaha ini bukan tanpa kendala. Ancaman penyakit ayam, mahalnya harga pakan, serta nilai jual telur yang fluktuatif adalah beberapa tantangan yang mesti dihadapi. Selain itu, modal untuk memulai usaha ini juga tergolong besar dan kadang sulit dijangkau oleh rekan-rekan peternak.

Modal usaha ayam petelur terdiri dari biaya untuk persiapan lahan, pembangunan kendang, pembelian ayam, sampai persiapan pakan. Tinggi rendahnya biaya tentu sangat bergantung pada lokasi pembuatan kandang.


Pada tulisan kali ini saya ingin membagikan pengalaman saya membangun usaha ayam petelur kapasitas 1000 ekor. Berbekal tekad yang kuat, saya memulai usaha ini dengan modal seminim mungkin namun diupayakan tetap efektif dalam fungsinya. Check it out !


Persiapan Lahan


Bagian pertama yang perlu disiapkan adalah lahan untuk membangun kandang. Ukuran lahan minimal untuk kandang ayam petelur kapasitas 1000 ekor adalah 18 x 9 meter. Jika kita belum mempunyai lahan yang siap pakai, tentu ini membutuhkan biaya yang besar untuk membeli ataupun menyewa lahan. Saya sendiri memanfaatkan lahan milik pribadi warisan keluarga. Alhasil saya hampir tidak mengeluarkan uang sama sekali untuk bagian ini.

modal kandang ayam petelur 1000 ekor

Harga beli atau sewa lahan tentu berbeda di setiap daerah. Sebaiknya kita mempertimbangkan akses transportasi untuk penentuan lahan lokasi kandang ini sebab akan sangat menyulitkan jika tidak terjangkau kendaraan roda empat.

Baca juga: 

Pembangunan Kandang


Kandang ayam ras petelur umumnya ada beberapa model yang bisa dipilih. Ada yang model V, model VV, ada juga model A dan AA. Ada kandang yang berbentuk panggung, ada pula yang lantainya serata dengan tanah. Kelebihan dan kekurangan masing-masing model ini saya uraikan pada tulisan terpisah disini.

Saya sendiri menggunakan model VV berbentuk panggung, tentunya sudah melewati banyak pertimbangan. Adapun biaya yang saya habiskan untuk pembuatan kandang ini adalah sebagai berikut:


1. Kayu
Saya menghabiskan 6 kubik kayu. Harga perkubik adalah Rp 2 juta. Jadi untuk keseluruhan menghabiskan Rp 12 juta.


2. Seng
Seng dibutuhkan sekitar 160 lembar. Biaya untuk membeli seng keseluruhan adalah Rp 9,3 juta.


modal kandang ayam petelur 1000 ekor
 
3. Bambu
Bambu ini saya gunakan untuk membuat kandang baterai. Pada awalnya saya ingin menggunakan kandang baterai galvanis seperti yang banyak digunakan peternak besar, namun harga kandang galvanis tersebut di daerah saya cukup mahal. Sekitar Rp 140 ribu per set, dan membutuhkan 125 set untuk kandang 1000 ekor. Artinya saya harus menyiapkan biaya sekitar Rp 17,5 juta. Akhirnya saya putuskan menggunakan bambu. Saya membeli bambu batangan lalu membuat sendiri kandang baterai sesuai ukuran yang saya inginkan. Disini saya hanya menghabiskan biaya sekitar Rp 6 juta saja.


4. Tandon Air dan Pipa
Setelah bangunan kandang berdiri dan kandang baterai sudah terpasang, selanjutnya kita membuat talang makanan dan instalasi pipa untuk minum ayam nantinya. Untuk talang makanan, saya menggunakan pipa 5 inci yang dibelah menjadi dua. Sedangkan untuk pipa minum, saya membeli tandon untuk penampungan air, dan menggunakan pipa berukuran 1 inci sebagai saluran air. Dengan beberapa pertimbangan, saya gunakan sistem nipple untuk instalasi minum ini. Adapun biaya keseluruhan untuk membeli tandon, pipa, dan beberapa aksesoris tambahan adalah sekitar Rp 6 juta.


5. Sewa Tukang
Biaya sewa tukang untuk pekerjaan ini di daerah saya sekitar Rp 4 juta. Namun tukang ini bekerja sambil dibantu oleh saya sendiri dan beberapa keluarga yang tidak dibayar. Hehe


6. Lainnya

Lainnya yang saya maksudkan disini adalah biaya kecil-kecil yang kadang tidak terhitung. Misalkan untuk membeli paku, membeli lem pipa, maupun membeli cemilan saat bekerja.



Pembelian Pulet


Setelah kandang dan segala fasilitasnya siap, modal selanjutnya yang diperlukan adalah untuk membeli pulet atau ayam ras muda yang akan bertelur nantinya. Harga pulet ini lagi-lagi bervariasi, tergantung peternak tempat kita membeli. Sebenarnya kita bisa juga memelihara pulet sejak kecil, dan tentu harganya lebih murah. Pertimbangan-pertimbangannya akan saya bagikan di tulisan yang lain.

modal kandang ayam petelur 1000 ekor

Pulet di daerah saya seharga Rp 60 ribu per ekor. Untuk 1000 ekor, totalnya jadi Rp 60 juta. Itu belum termasuk biaya kirim dari peternak tempat kita membeli. Bagian membeli pulet inilah yang paling berat karena bagi saya, Rp 60 juta bukan uang yang sedikit. Saya harus betul-betul giat menabung sampai bisa terkumpul uang sejumlah tersebut.


Persiapan Pakan


Modal yang terakhir adalah biaya untuk persiapan pakan. Ketika ayam ras petelur kita sudah masuk kedalam kandang, tidak serta merta ayam itu bertelur. Biasanya kita membeli Pullet di umur 13 atau 16 minggu. Ayam ras petelur umumnya bertelur di umur 18-20 minggu. Itupun tidak serentak bertelur semuanya, melainkan satu persatu. Nah, di masa sebelum bertelur itulah kita mesti menyiapkan biaya untuk membeli pakan, sebelum ayam kita produksi dan telurnya bisa dijual.

Saya menyiapkan biaya pakan selama 2 bulan sebelum ayam bertelur. Hitungan saya, biaya produksi yang meliputi biaya pakan, vitamin, vaksin, dan desinfektan, adalah Rp 535 per ekor per hari. Artinya untuk 1000 ekor, saya membutuhkan modal Rp 535 ribu perhari. Untuk 2 bulan masa sebelum produksi, saya harus menyiapkan biaya sebesar Rp 32 juta. Untungnya biaya pakan ini bisa saya tekan sedikit dengan menanam jagung sendiri. Kita ketahui bahwa jagung menyumbang 50 % dalam komposisi pakan ayam petelur.


Baca juga:   
Demikianlah ulasan modal membangun usaha ayam petelur versi saya sendiri.
Meskipun saat ini usaha saya belum bisa dikatakan sukses, namun saya sangat menikmati setiap proses yang saya lalui. Bagi saya menjalankan usaha mandiri seperti ini memberikan tantangan yang lebih dinamis dan menawarkan kesenangan tersendiri.

Bagaimana dengan anda, sudah siap bikin kandang? Hehe. Rekan-rekan yang ingin berbagi info atau sekedar bertegur sapa dengan saya, bisa ke akun Instagram saya seperti biasa ya. Disini. Ayok rame-rame kita angkat ekonomi keluarga dengan usaha peternakan mandiri.

Thursday 12 September 2019

Penyesalan Selama Kuliah

Apa penyesalan saya selama kuliah? 
Pertanyaan ini sudah begitu lama berlalu lalang dalam pikiran saya.
Ini sudah tahun ke enam saya meninggalkan bangku perkuliahan. Dulu di kampus, saya telah belajar, lalu kemudian lulus dengan baik, dan saat ini pun saya sudah menekuni pekerjaan yang saya inginkan. Namun saya selalu merasa ada penyesalan, ada yang kurang dalam sikap, aktivitas, dan cara pandang saya saat bertahun-tahun malang melintang di kehidupan perkuliahan.



Saya kuliah selama 6 tahun. Selama kuliah saya punya banyak teman, aktif di beberapa organisasi, dan lulus dengan nilai yang tak begitu jelek. Begitu lulus saya tak butuh waktu lama untuk mendapatkan pekerjaan yang pas, dan masih betah sampai sekarang. Di satu sisi saya merasa telah melalui kehidupan kampus dengan baik. Saya percaya bahwa semua yang saya capai hari ini tak terlepas dari pengalaman hidup yang sudah saya alami, termasuk saat masa kuliah. Namun seandainya saya bisa mengulang masa-masa tersebut, saya akan memperbaiki beberapa kesalahan saya berikut ini:

Terlalu Loyal Berorganisasi


Saya dulu ikut beberapa organisasi pemuda dan mahasiswa, baik didalam lingkungan kampus, maupun diluar lingkungan kampus. Keikutsertaan saya di organisasi-organisasi tersebut kadang membuat saya begitu kesulitan mengatur waktu. Sering sekali kesibukan di kegiatan organisasi mesti bertabrakan dengan jadwal kuliah. Semestinya dalam konflik seperti ini, saya bisa membagi waktu dengan baik. Organisasi bagi mahasiswa sangat penting, namun berkuliah dengan baik juga tak kalah pentingnya.


Sayangnya saya gagal. Saya kelewat loyal dalam beberapa organisasi yang saya ikuti. Saya terlalu mementingkan kegiatan-kegiatan yang saya kerjakan di organisasi dibanding aktifitas kuliah. Akibatnya, banyak mata kuliah saya yang tidak lulus. Bahkan pernah dalam dua semester, malah tak ada sama sekali kuliah yang lulus akibat kesibukan organisasi ini. Mata kuliah yang gagal ini terpaksa harus saya ulang beberapa kali di semester yang lain.


Baca juga: Mengapa Mahasiswa Teknik Harus Menonton Film 3 Idiots?

Kurang Mempelajari Skill Komputer


Saat ini saya ketahui ada banyak sekali software komputer yang dapat membantu aktifitas baik dalam pekerjaan maupun kehidupan sehari-hari. Di pekerjaan saya menjumpai software-software engineering seperti AutoCad, Pipeflow, atau SolidWorks. Lalu ada juga aplikasi yang umum digunakan seperti Microsoft Office, CorelDraw, dan lain lain. Semua software ini seharusnya sudah saya kuasai sejak masih jadi mahasiswa. Mereka ini tak butuh kursus khusus, bisa belajar otodidak sendiri. 


Namun yang terjadi, entah apa yang saya lakukan selama kuliah. Saat lulus, saya hanya bisa menggunakan Microsoft Office, itupun tak begitu menguasai Microsoft Excell yang banyak saya gunakan di dunia kerja.

Tidak Banyak Menulis


Saat saya kuliah dulu, sudah ada platform Blog, seperti Blog ini, untuk menulis dan membagikan pikiran kita kepada orang lain. Saya juga sudah membuat Blog ini sejak dulu. Saya senang menulis dan saat kuliah saya melihat banyak sekali hal yang bermanfaat untuk ditulis dan diberitahukan kepada orang lain. Namun entah mengapa dulu saya tak banyak menulis. Beberapa catatan saya yang receh, tercecer dan tidak menghasilkan tulisan apa-apa.


Di jaman mahasiswa yang membara dan konon intelek, saya seharusnya bisa produktif mengasah kreatifitas pikiran dan menghasilkan tulisan yang baik, namun malah tertimbun rasa malas dan tingkah sok sibuk.

Tidak Memberikan Kemampuan Terbaik Untuk Belajar


Selama kuliah, saya hanya mengikuti kebiasaan-kebiasaan belajar yang umum dilakukan oleh teman-teman mahasiswa. Saya rajin hadir di kelas, mengerjakan jika ada tugas, ikut ujian dan lulus. Ibaratnya saya ikut-ikutan saja, dan itu sudah cukup untuk mendapatkan nilai. Saya terlupa bahwa seharusnya saya kuliah bukan hanya untuk mendapatkan nilai, melainkan untuk benar-benar belajar.


Saya bisa saja memperdalam ilmu yang saya dapatkan di kelas dengan belajar dari internet, dari buku-buku, meskipun tanpa perintah dosen. Saya bisa bertanya dan berdiskusi perihal isu-isu dunia kerja yang berkaitan dengan mata kuliah yang saya pelajari melalui forum-forum online. Dengan demikian pengetahuan saya tentu lebih maksimal. Sayangnya semua itu tidak saya lakukan.

Betul bahwa saya lulus kuliah dan langsung bekerja. Namun saya merasa bisa mendapatkan ilmu yang lebih banyak jika mengerahkan 100 % kemampuan saya untuk belajar. Saat ini, setelah saya mendapati betapa luas dan dinamisnya bidang pekerjaan yang saya tekuni, baru saya sadar betapa kurangnya ilmu yang saya dapat selama 6 tahun kuliah.


Tidak Serius Mengembangkan Usaha


Saya suka mengelola usaha. Saat ini, selain bekerja di perusahaan, saya juga menjalankan usaha sendiri yang meskipun masih sangat kecil, namun menyenangkan. Mengelola usaha memberikan tantangan yang lebih dinamis dibandingkan menjadi karyawan. Disamping itu, hanya dengan memiliki usaha sendiri, kita berpeluang mendapatkan passive income, alias penghasilan meskipun tidak bekerja lagi.


Saya menyesal karena tidak serius mengembangkan usaha seperti sekarang ini, sejak masih mahasiswa. Seharusnya sudah dari dahulu saya mencoba macam-macam usaha, memilah-milah mana yang cocok, dan memutuskan usaha mana yang akan saya jalankan. Sayangnya saya terlalu terbuai dengan iming-iming gaji jika sudah lulus kuliah dan bekerja. Memang tak ada salahnya menjadi karyawan, apalagi jika memang gaji juga mencukupi. Namun memiliki usaha sendiri bagi saya membawa kenikmatan yang berbeda.


Baca juga: Belajar Beternak Ayam Petelur

Demikian itulah poin-poin penyesalan saya, beberapa kekurangan selama saya melalui masa kuliah. Apakah anda juga pernah menyesali beberapa kekurangan masa kuliah seperti yang saya alami?

Wednesday 11 September 2019

Inilah Habibie Factor, Penemuan BJ Habibie yang Mengubah Dunia

Sore ini, 11 September 2019, Indonesia berduka. Bapak Prof. DR (HC). Ing. Dr. Sc. Mult. Bacharuddin Jusuf Habibie, menghembuskan nafas terakhir pada pukul 18.03 WIB, di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta.

Via: perpusnas.go.id

Saya mengagumi Bapak Habibie bukan hanya karena beliau adalah presiden yang menyelamatkan bangsa dari krisis demokrasi tahun 1998, melainkan karena bagi saya, beliau adalah Insinyur paling hebat yang pernah dilahirkan dalam sejarah Republik Indonesia.

Pernahkah anda mendengar Hukum Newton? Pernah dengar Persamaan Bernoulli? Atau Hukum Archimedes? Pasti anda yang pernah belajar di bangku sekolah, setidaknya tak begitu asing dengan istilah yang ditemukan oleh para ilmuwan dunia diatas. Namun apakah anda pernah mendengar Habibie Factor?

Problematika Penerbangan Dunia

 
Pernahkah anda memperhatikan sayap pesawat saat sedang mengudara? Sepintas sayap tersebut terlihat padat dan mulus.
Tapi, apakah anda tahu kalau bagian dalam dari struktur rangka sayap pesawat ini berongga-rongga?



Struktur rangka pesawat berada pada bagian dalam yang tertutup rapat. Bagian inilah yang menahan beban tekanan yang sangat besar dan terus-menerus selama penerbangan.
Pernahkah anda perhatikan saat sedang terbang dalam cuaca buruk dan terjadi turbulensi, sayap pesawat ini sampai berayun-ayun?

Dalam ilmu teknik, dikenal istilah fatigue, alias kelelahan material. Fatigue adalah melemahnya kekuatan suatu material yang disebabkan oleh beban terus-menerus yang diterima oleh material tersebut.


Baca juga: Engineering Adalah

Pada kasus rangka pesawat tadi, peristiwa fatigue ini adalah permasalahan yang pelik. Titik yang rawan fatigue pada sebuah pesawat adalah pada sambungan antara sayap dan badan pesawat, atau antara sayap dan dudukan mesin, karena bagian inilah yang mengalami guncangan paling keras terutama saat pesawat lepas landas, turbulensi, atau saat mendarat. Saat fatigue terjadi, ia memicu munculnya crack atau retakan pada material struktur rangka sayap.


Via: code-aster

Crack biasanya bermula pada ukuran 5 mikrometer. Sangat kecil, tapi terus merambat. Semakin hari kian memanjang dan bercabang-cabang pada material. Kalau crack ini tidak terdeteksi, taruhannya mahal. Sayap pesawat bisa patah kapan saja.

Pada tahun 1960-an permasalahan fatigue sangat sulit dideteksi. Belum ada pemindai sensor laser yang didukung teknologi komputer untuk menentukan titik crack. Puluhan tahun masalah ini terus menghantui dunia penerbangan. Bagaimana tidak, mereka tidak pernah tahu apakah sudah ada kerusakan pada struktur pesawat atau tidak. Akibatnya, pada masa itu kecelakaan pesawat cukup sering terjadi.

Dunia Mencari Solusi

 
Para Insinyur penerbangan terus mencari jalan keluar. Mereka mencoba mengatasi masalah crack ini dengan meningkatkan safety factor.

Bagaimana caranya meningkatkan safety factor?



Dalam ilmu teknik, safety factor adalah faktor tambahan dalam suatu hitungan perencanaan dengan tujuan untuk menambah kemanan dari perencanaan tersebut. Nah, cara yang dipakai para Insinyur penerbangan saat itu adalah meningkatkan safety factor ini sehingga bobot konstruksi struktur rangka pesawat menjadi sangat jauh melebihi kebutuhan. 

Konsekuensinya, akibat konstruksi struktur bertambah, otomatis membuat pesawat jadi jauh lebih berat. Kalau pesawat lebih berat tentu saja akan lebih lambat, susah bermanuver, dan menjadi lebih banyak mengkonsumsi bahan bakar.

Tentu akan sangat merepotkan.


Pada masa itu para Insinyur penerbangan di seluruh dunia dalam keadaan deadlock, tidak punya solusi. Masalah ini begitu sulit diselesaikan.


Baca juga: Mengapa Mahasiswa Teknik Harus Menonton Film 3 Idiots?

Insinyur Habibie

 
Pada masa tanpa solusi saat itu, Habibie, seorang Insinyur dari Indonesia, hadir membawa jalan keluar. Di usianya yang saat itu baru menginjak 32 tahun, beliau berhasil menjabarkan sebuah perhitungan yang sangat akurat dan detail untuk mendeteksi letak titik awal crack pada material struktur rangka pesawat.

Dunia terbelalak. Ini adalah penemuan yang besar dalam dunia penerbangan.

Dengan perhitungan dari Habibie, perencanaan struktur rangka sayap pesawat menjadi jauh lebih meyakinkan. Selain itu, berat pesawat dapat berkurang hingga 10% sehingga biaya produksi lebih ekonomis, pesawat lebih mudah bermanuver, hemat bahan bakar, dan menjadi mudah dalam perawatan.



Perhitungan Habibie ini dikenal dengan Crack Propagation Theory dan menjadi lebih populer di dunia penerbangan dengan istilah Habibie Factor. Sampai saat ini, selain Habibie Factor, Habibie memegang 46 hak paten untuk penemuan-penemuan beliau  dalam bidang pesawat terbang. Teori-teorinya banyak digunakan dalam industri penerbangan di seluruh penjuru dunia.

Selamat jalan, Bapak Habibie, kebanggaan Indonesia.
Entah perlu berapa generasi lagi bagi bangsa ini untuk bisa melahirkan seorang Insinyur sehebat beliau.


Monday 9 September 2019

Mengapa Mahasiswa Teknik Harus Menonton Film 3 Idiots?

Pernahkah kalian menonton film 3 Idiots?
Sampai hari ini, saya masih meletakkan film ini sebagai film Bollywood terbaik yang pernah saya nonton.

Via: filmibeat.com
 
3 Idiots adalah film yang kabarnya diadaptasi dari sebuah novel berjudul Five Point Someone karya penulis India, Chetan Bhagat. Film ini adalah film Bollywood yang tak biasa. Ada banyak film produksi India yang saya ‘remehkan’ sebab ceritanya itu-itu saja. Kalau tidak bergenre percintaan yang menari ditengah hujan atau berguling-guling di taman bunga, paling cerita kriminal yang petugas polisinya selalu datang terlambat naik mobil land rover tua. Haha. Pecinta Bollywood tahan emosi ya, ini pendapat pribadi. 

Sampai pada tahun 2009, Bollywood merilis film 3 Idiots, dan saya segera paham bahwa selain sanggup menghasilkan insinyur-insinyur hebat yang banyak tersebar di perusahaan-perusahaan besar dunia, India ternyata juga bisa menghasilkan film yang keren dan berbeda.

Sekedar informasi, di India ada universitas teknik bernama Indian Institute of Technology (IIT) yang konon sebanyak 25% lulusannya bekerja di Amerika. Sisanya tersebar di belahan dunia lain. Bos Google sendiri, Sundar Pichai, yang hari ini dilabeli sebagai ‘The Most Paid CEO in The World’ alias CEO dengan bayaran terbesar diseluruh penjuru dunia, adalah seorang lulusan IIT.

Kembali ke 3 Idiots, jadi pertama kali setelah saya menonton film ini, yang saya lakukan adalah mengulang kembali menonton dari awal. Sungguh film yang keren, unik, dan sarat nilai-nilai kritik.

Baca juga:  

Film ini menceritakan kisah 3 orang sahabat bernama Ranco, Raju, dan Farhan. Ranco diperankan oleh aktor kawakan India, Aamir Khan, Raju diperankan oleh Sharman Joshi, dan Farhan diperankan oleh Ranganathan Madhavan. Ranco, Raju, dan Farhan menjadi sahabat karena tinggal sekamar dalam asrama ketika mereka menjadi mahasiswa di Imperial College of Engineering (ICE). ICE sendiri dalam film ini diceritakan sebagai universitas teknik terbesar di India yang sangat populer dan lulusannya biasanya langsung bekerja di perusahaan top. Saya belum memeriksa apakah kampus ini benar ada di India atau hanya fiksi untuk kebutuhan film.


Nah, 3 Idiots ini mengangkat kisah sehari-hari ketiga sahabat yang berbeda karakter dan latar belakang tersebut selama menjadi mahasiswa teknik di ICE, baik dalam aktifitas perkuliahan sampai kehidupan keluarga mereka. Yang membuat film 3 Idiots ini istimewa bagi saya adalah bahwa film ini sanggup mengisahkan situasi dan pergulatan batin yang dihadapi para mahasiswa teknik secara gamblang dan tampak benar adanya. Dari kesulitan-kesulitan perkuliahan, kehidupan keluarga yang rumit, sampai kekonyolan khas mahasiswa yang menggelitik perut. Saya seorang mahasiswa teknik dan saya pun mengalami beberapa titik kesulitan yang dialami oleh para tokoh dalam film ini.

Via: hdnicewallpapers.com

Farhan lahir dalam keluarga berada. Sejak lahir, keluarganya sudah menginginkan ia menjadi seorang insinyur. Hal ini tak lepas dari sudut pandangan ayahnya, bahwa dengan menjadi insinyur akan menjanjikan gaji yang besar dan kehidupan yang layak. Sayangnya Farhan tumbuh besar dengan minat yang lain, ia menyukai dunia photografi. Namun demi memenuhi keinginan keluarganya, ia tetap mengambil sekolah teknik di ICE, tapi dengan setengah hati. Ia tak bahagia.

Raju berasal dari keluarga ekonomi pas-pasan, bapaknya adalah seorang tukang pos yang sakit-sakitan. Tuntutan ekonomi membuat Raju tak punya pilihan lain selain berusaha menjadi insinyur dan bekerja di perusahaan yang bagus. Ia adalah tumpuan harapan keluarganya. Sehari-hari Raju merasa tertekan. Ia khawatir tidak lulus ujian, atau tidak bisa lulus tepat waktu, sehingga akan gagal memenuhi ekspektasi keluarganya.


Ranco yang paling cerdas diantara mereka dikisahkan dari keluarga kaya raya. Ia dengan pikirannya yang out of the box, begitu tergila-gila pada dunia teknik. Kemana-mana Ranco membawa obeng, untuk membongkar dan mempelajari cara kerja peralatan mesin yang ditemuinya. Beberapa kulkas di kantin kampus pun jadi rusak parah. Saat semua mahasiswa antri setiap hari untuk mandi di kamar mandi asrama, Ranco dengan santainya mandi di taman dengan menggunakan penyiram bunga. Ia memiliki pola pikir yang begitu berbeda dengan mahasiswa kebanyakan. Akibat pikirannya yang kritis dan suka mendebat dosen, Ranco lebih sering dikeluarkan dari ruang kuliah. Dan jika sudah diusir dari satu kuliah, ia akan pindah ke ruang kuliah lain meskipun itu bukan jadwal kuliahnya. Bagi Ranco, nilai kuliah itu tidak penting. Yang perting baginya adalah belajar, dimanapun tempatnya.

Baca juga: 

Problematika hidup ketiga sahabat ini membawa mereka melewati kisah persahabatan yang hebat dan berurai air mata. Saya tak malu untuk mengakui bahwa saya selalu ikut menangis setiap menonton film ini. Itu karena saya juga punya teman-teman dekat yang konyolnya kadang bikin tepuk jidat, tapi selalu bisa saya andalkan di saat-saat sulit.


Via: filmibeat.com
 
Meskipun disuguhkan dalam bentuk drama komedi, 3 Idiots berhasil menancapkan kritik yang tajam terhadap sistem pendidikan di seluruh dunia. Bahwa pendidikan kadang hanya memacu mahasiswa untuk sekedar dapat nilai bagus dalam ujian, lulus kuliah, lalu mendapatkan pekerjaan, tanpa memperhatikan potensi lain yang sesuai dengan minat masing-masing mahasiswa. Film ini membuat kita paham bahwa sistem pendidikan yang hanya mementingkan kompetisi  akan membuat mahasiswa jadi kaku dan tidak sanggup berpikir kreatif. Metode seperti ini akan menguntungkan mereka yang pintar dalam objek pelajaran tertentu, tapi melumat habis mahasiswa lain yang bukannya tidak mampu, melainkan sebenarnya potensinya ada di tempat yang lain. Jika kita menilai kecerdasan hewan dari kelihaiannya memanjat pohon, maka selamanya ikan akan menjadi yang paling bodoh.

Baca juga:  

Sampai hari ini, meskipun sudah bukan mahasiswa lagi, saya masih sering menonton ulang film 3 Idiots. Sudah beberapa tahun sejak film ini populer, rasanya belum ada lagi film lain yang sepadan. Saya merekomendasikan film ini untuk ditonton oleh para mahasiswa, terutama mahasiswa teknik. Ini bisa membantu kita menentukan arah. Apa sebenarnya tujuan kita kuliah di jurusan kita sekarang? Apakah jurusan ini memang sudah sesuai passion dan minat kita? Ataukah kita hanya ikut-ikutan orang lain biar terlihat keren? Jangan-jangan jauh didalam sekat-sekat hati, kita mendambakan cita-cita yang lain !

Sunday 8 September 2019

Engineering Adalah

engineering adalah

Setiap saya bepergian dengan pesawat, pada saat check in saya selalu meminta sebisa mungkin duduk di seat yang dekat jendela. Selain untuk menikmati pemandangan, saya juga senang mengambil foto sayap pesawat. Pernah ada teman yang menyebut saya fotografer sayap pesawat. Hehe. Itu karena saking banyaknya foto-foto sayap pesawat didalam galeri handphone saya.

engineering adalah

Pernahkah kalian membayangkan bagaimana pesawat bisa terbang?
Pesawat terbuat dari bahan logam sebagai struktur rangka utama yang tentunya cukup berat. Pesawat Boeing 737 MAX-8 yang beberapa bulan yang lalu viral didunia maya, beratnya sekitar 82 ton.


82 ton itu seberat apa?
82 ton setara dengan 82.000 kilogram. Jika timbangan badan rata-rata manusia adalah 50 kilogram, maka 82 ton sama dengan berat 1640 orang. Berat kan? Bagaimana bisa benda seberat itu mampu terbang menari-nari di udara dan tidak jatuh?


engineering adalah

Pesawat adalah contoh yang paling mudah untuk menunjukkan representasi dunia engineering. Memang betul bahwa ilmu dasar dalam penemuan pesawat adalah persamaan hukum Bernoulli yang ditemukan oleh Daniel Bernoulli yang adalah seorang ahli matematika dan fisika. Namun jika bukan karena Orville Wright dan saudaranya Wilbur Wright yang menerapkan ilmu tersebut pada rancangan pesawat mereka, maka hukum Bernoulli akan selamanya hanya ada di buku dan dihafalkan dari masa ke masa.


Baca juga: 
Dahulu waktu saya kuliah, salah satu dosen idola saya di Unhas yang membawakan kuliah Mekanika Fluida, bapak Nasaruddin Salam, sering menyampaikan kalimat begini: "Pekerjaan engineering itu sederhana, kita mengubah mimpi menjadi kenyataan!"

Agak hiperbola namun memang demikianlah adanya. Dulu orang memimpikan bepergian antar negara dengan cepat dan mudah, engineering menciptakan pesawat. Dulu orang memimpikan bisa tetap terang walau saat malam hari, engineering menciptakan listrik. Dahulu orang memimpikan bisa berbicara dengan kerabat di tempat yang jauh, engineering menciptakan jaringan handphone.


engineering adalah

Engineering adalah menerapkan ilmu sains dan matematika untuk menyelesaikan permasalahan peradaban. Pelaku engineering disebut engineer, dan di Indonesia lebih populer dengan istilah insinyur. Para engineer memikirkan bagaimana berbagai ilmu sains dan matematika dapat diterapkan untuk memudahkan kehidupan manusia. Para ilmuwan sains sering mendapatkan pujian atas penemuan ilmu yang mereka hasilkan, tetapi para engineer lah yang berperan dalam membuat penemuan itu bermanfaat bagi dunia. Bagi saya sendiri, ilmu sains tanpa engineering hanyalah dongeng. 


Baca juga:  
Engineering adalah bagian tak terpisahkan dari sejarah peradaban manusia. Piramida Giza, Stonehenge, Parthenon, dan Menara Eiffel yang masih berdiri hari ini adalah beberapa monumen warisan para engineer pada jamannya. Saat ini pekerjaan engineering tersebar di berbagai bidang kehidupan seiring dengan makin kompleksnya permasalahan dan tantangan jaman. Para engineer tidak hanya dibutuhkan untuk membuat pesawat atau merancang bangunan yang monumental, namun juga dalam industri energi, pertambangan, otomotif, perminyakan, listrik, pelayaran, komputer, sampai perangkat lunak.

engineering adalah

Engineering tak lepas dari kehidupan kita sehari-hari. Apa saja yang yang bisa memudahkan atau menyelesaikan masalah dalam keseharian kita, adalah ilmu engineering. Dari bangun pagi, kita menyalakan lampu. Berangkat ke kantor naik motor, motor diisi bahan bakar bensin hasil tambang minyak bumi, di kantor mengetik di komputer sambil menyalakan AC. Oh iya, tadi ke kantor lewat jalan raya dan jembatan layang. Akhir pekan pulang kampung naik kereta api. Semua fasilitas diatas adalah karya engineering.
Lalu  bagaimana bangunan kantor kita yang tinggi bisa kokoh dan tak rubuh diterpa angin? Bagaimana bisa ada lift untuk kita naik turun lantai tanpa perlu repot-repot naik tangga? 
Di belakang hal-hal keren tersebut ada seorang engineer yang merancangnya.

Bagaimana, sudah terbayang sesuram apa dunia ini tanpa kiprah para engineer?

Kabar sedihnya, tingkat ketersediaan engineer yang kompeten di dunia makin tak berimbang dengan kebutuhan industri. Di Indonesia sendiri, menurut riset lembaga Persatuan Insinyur Indonesia (PII), kita masih kekurangan sekitar 280 ribu engineer dalam kurun waktu 5 tahun kedepan. Saya sendiri tak mengerti bagaimana ini bisa terjadi.

Baca juga: 
Engineering adalah kebutuhan hidup kita. Untuk itu saya berharap bahwa menjadi seorang engineer atau insinyur akan selalu menjadi salah satu pilihan cita-cita bagi generasi muda kita. Jangan semuanya mau jadi yutuber !

Welding Engineer atau Welding Inspector, Pilih Mana?

Dulu waktu saya baru lulus kuliah, banyak senior di kampus yang menyarankan untuk mengikuti pelatihan sertifikasi menjadi Welding Inspector. Pelatihan tersebut gunanya untuk mempelajari ilmu tentang pengelasan dan mendapatkan sertifikat Welding Inspector yang konon kabarnya banyak di butuhkan di industri - industri teknik sehingga akan memudahkan untuk mencari kerja. 

Saya fresh graduate yang cupu tentu langsung tanggap dan segera mencari tahu tentang pelatihan Welding Inspector tersebut. Ternyata pelatihan yang tersedia bagi lulusan - lulusan teknik yang ingin berkecimpung di dunia pengelasan bukan hanya Welding Inspector tapi ada juga Welding Engineer. Saya menguliti segala info tentang kedua istilah ini.

Apakah Welding Inspector dan Welding Engineer berbeda?
Lebih bagus mana Welding Inspector atau Welding Engineer?


Dari semua info yang saya kumpulkan dulu dan dipadukan dengan pengalaman kerja saya saat ini, akhirnya menghasilkan ulasan berikut ini.

Baca juga: Engineering Adalah

Dalam dunia industri dan konstruksi teknik, ada banyak pekerjaan yang memanfaatkan Logam. Hal ini tak lepas dari karakteristik material Logam yang kuat. Salah satu cara penyabungan Logam yang paling populer adalah dengan pengelasan, atau lebih keren disebut dengan istilah Welding. Pengelasan Logam ini teryata membutuhkan pengetahuan komprehensif, mulai dari perencanaan sampai pada pelaksanaannya, agar mendapakan hasil pengelasan yang kuat dan ekonomis. Nah, disinilah posisi Welding Engineer dan Welding Inspector dibutuhkan.


Welding Engineer dan Welding Inspector dalam profesinya adalah dua hal yang berbeda, tampak serupa tapi tak sama.

Welding Engineer atau sering disingkat dengan sebutan WE adalah profesi yang bertugas mendesain segala aspek yang mengarah pada suatu pekerjaan pengelasan. Karena jangkauannya yang luas, seorang WE harus memahami semua ilmu yang berkaitan tentang pengelasan. Mulai dari jenis material Logam yang digunakan, proses pengelasan yang akan diterapkan, jenis sambungan las, jenis kawat las, perlakuan-perlakuan dalam pengelasan,  dan lainnya. Data-data ini selanjutnya akan tertuang dalam dokumen yang bernama Welding Procedure Specification (WPS), dan diterbitkan sebelum pekerjaan pengelasan dimulai.

Baca juga: Parameter Menentukan Ketebalan Pipa Menurut ASME B31.1 - Power Piping

Seorang WE bertanggung jawab terhadap kekuatan sambungan las. Untuk itu biasanya WE akan melakukan serangkaian pengujian untuk memastikan WPS yang dikeluarkan benar-benar aman untuk dikerjakan dan telah sesuai dengan Standard dan Code Internasional yang diterapkan.

Lalu apa tugas Welding Inspector?



Sesuai namanya, Welding Inspector atau WI bertugas untuk menginspeksi dan memastikan pekerjaan pengelasan yang dilakukan berjalan sesuai dengan WPS yang diterbitkan oleh Welding Engineer. WI bertugas di lapangan, berhubungan langsung dengan Welder sebagai orang yang melakukan pengelasan. Seorang WI harus mengawasi pengelasan mulai dari persiapan, pengerjaan, sampai setelah pengelasan selesai. Misalkan dalam sambungan las ada indikasi cacat, baik tampak secara visual maupun melalui pengujian, maka WI lah yang menentukan tindak lanjutnya, apakah cacat tersebut masih dalam batas toleransi atau sudah harus dilakukan perbaikan atau repair. Setelah pengelasan, WI mendokumentasikan proses dan hasil pengelasan dalam Welding Report yang diperiksa kembali oleh Welding Engineer.

WE dan WI sudah tampak seperti Ipin dan Upin kan? Tak terpisahkan.



Selanjutnya bagaimana profesi-profesi ini bisa kita didapatkan?

Pertama kita harus mendapatkan sertifikat pengakuan bahwa kita telah mengikuti pelatihan WE atau WI dan dinyatakan lulus dari pelatihan tersebut. Ada beberapa lembaga di Indonesia yang menyelenggarakan pelatihan-pelatihan teknik termasuk WE dan WI. Salah satu dari lembaga tersebut yang paling populer dan telah banyak menghasilkan lulusan yaitu di B4T di Bandung. Untuk lebih jelasnya mengenai persyaratan dan biaya pelatihan yang berubah dari tahun ke tahun, silahkan langsung telusuri di website B4T disini.

Baca juga: Mengenal Profesi Fitter, Ujung Tombak Konstruksi Mekanikal

Lalu mana yang lebih baik, jadi WE atau WI?

Jawabannya adalah tergantung passion kita masing-masing. Jika lebih senang bekerja dibelakang meja, merencanakan desain, menghitung, dan biasanya hanya sesekali turun ke lapangan, WE bisa jadi pilihan yang baik. Namun jika kita adalah tipe pekerja yang lebih senang berada di lapangan, maka WI adalah pilihan yang pas. Dari persyaratan, biaya, dan durasi pelatihan juga berbeda. Salah satu pertimbangan yang menarik adalah bahwa biasanya dalam satu perusahaan hanya menggunakan 1 atau 2 orang WE saja, namun membutuhkan puluhan WI di proyek lapangan. Hal ini tentu berdampak pada peluang dan persaingan mendapatkan pekerjaan ini.

Satu hal yang pasti teman-teman, baik memilih menjadi Welding Engineer ataupun menjadi Welding Inspector, keduanya menjanjikan penghasilan yang besar.

Jadi teman-teman pilih yang mana?

Featured

[Featured][recentbylabel2]

Featured

[Featured][recentbylabel2]
Notification
Apa isi Blog ini? Catatan perjalanan, opini, dan esai ringan seputar Engineering.
Done